Home

Senin, 08 September 2014

Filled Under:

profesi perawat dalam islam

MAKALAH
PROFESI PERAWAT DALAM ISLAM


Disusun Oleh :
1.      Indah Puspa Pratiwi
2.      Yuliyanita
3.      Rima Wulandari
4.      Eneng Firasati Lailiya
5.      Widya Marwah
6.      Lisnawati
7.      Elya Nuraeni
8.      Nurmalia
9.      Aida Fitria Qisti


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jalan Babakan Sirna No. 25 Kota Sukabumi
2013
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
            Assalamu’alaikum Wr. Wb
            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai konsep dasar “Profesi Perawat Dalam Islam”. Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kami sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan dalam makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
            Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Sukabumi, Desember 2013

  Penulis







DAFTAR ISI

Judul halaman ...................................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................  ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................  iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang ....................................................................................................  1
1.2  Rumusan masalah ...............................................................................................  1
1.3  Tujuan .................................................................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profesi perawat dalam islam .........................................................................  2
2.2 Perawat sebagai profesi ................................................................................  22
2.3 Ruang lingkup asuhan keperawatan menurut tuntunan ajaran islam ............  27
2.4 Pendekatan holistic dalam asuhan keperawatan ...........................................  
2.5 Peranan perawat dalam membimbing klien yang sakit .................................   
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .........................................................................................................  29
Daftar Pustaka











BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang
Di era modernisasi seperti sekarang ini, dimana aktivitas kehidupan manusia yang semakin padat, baik itu seorang pelajar, mahasiswa, pekerja keras, dan berbagai aktivitas lainnya yang dapat memporsir waktu, sehinnga tak jarang di antara mereka kurang memperhatikan kestabilan kesehatan tubuh mereka dan tanpa mereka sadari dan rasakan secara langsung, suatu rasa sakit atau penyakit serta penurunan kekebalan tubuh diam- diam menyerang mereka.
Oleh sebab itu, dibutuhkan berbagai profesi kesehatan dalam membantu mengatasi dan menangani kesehatan masyarakat yang mulai meranggas dan meresahkan, termasuk perawat.
Akan tetapi, perlu kita ketahui bersama bahwa tidak semua pekerjaan menangani kesehatan seseorang adalah sebuah profesi, contohnya: dukun beranak, dapat membantu seorang ibu melahirkan tanpa memiliki bekal lab skill sebagai seorang bidan ataupun perawat.
Suatu pekaerjaan membutuhkan status profesi agar ia dapat bertindak secara professional dan terarah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Tapi tidak semua orang yang telah mendapatkan status profesi juga dapat bertindak secara professional.
Sebuah pekerjaan penanganan kesehatan yang tidak memiliki status profesi akan merasa bahwa segala tindak-tanduk yang dilakukannya untuk menangani kesehatan idak perlu dilakukan secara maksimal dengan bekal pengetahuan standar atau sekedar aji mumpung, sehingga ini bukan malah mengatasi masalah kesehatan, akan tetapi menambah penyakit baru.
Masalah kesehatan masyarakat merupakan sasaran dan objek utama oleh para profesi kesehatan. Oleh karena itu, penanganannya tidak boleh sembrono dan asal-asalan. Para profesi kesehatan harus memiliki lab skill yang terpondasi dengan baik sebelum mereka turun menangani, hingga hal ini dapat membantu masyarakat mendapatkan kestabilan kesehatan mereka kembali.
Perawat, merupakan penangan kesehatan kedua setelah dokter. Akan tetapi perlu kita ketahui bahwa perawat bukanlah seorang pembantu dokter karena perawat memiliki kode etik dan standar asuhan keperwatan yang jelas dan terarah.
Perawat, sebuah profesi dimana tugasnya adalah mendampingi dan melayani klien dengan baik, efektif dan professional selama 24 jam, harus dapat bertindak secara professional dan mengetahui karakteristik profesi yang dilakoninya. Oleh sebab itu, terbentukalah kode etik dan standar asuhan keperawatan yang menjadi  bekal dan modal penentu, pengarah dalam menjalankan tugasnya.

1.2  Rumusan masalah

1.3  Tujuan


























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Profesi Perawat dalam Islam
            Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan, guna menolong orang yang sakit dan untuk meningkatkan kesehatan. Karena kesehatan merupakan modal untuk menjalani aktivitas, seperti bekerja, beribadah, dan aktivitas lainnya. Ajaran islam selalu menekankan setiap orang untuk menjaga kesehatan dan memakan makanan yang baik dan halal untuk menunjukan bahwa Islam mendukung kesehatan, sebab makanan merupakan salah-satu penentu sehat atau tidaknya seseorang.
Profesi keperawatan dalam islam adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syari’ah islam,yaitu dengan memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa:
 ”bertolong-tolonglah kamu dalam hal kebaikan,dan janganlah kamu bertolong-tolong dalam hal keburukan atau kejahatan”.
 dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an menganjurkan untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti yang dicontohkan oleh rufaidah di zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.
 Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:
 artinya : allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”(QS.Al-baqarah;185)

            Seperti telah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 168, 172 :
“Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang kami rezeki kepadamu” (Q.S Al-Baqarah: 168,172).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan pekerjaan,  dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan, maka profesi perawat tidak bisa dihindari. Keperawatan sangat dibutuhkan, baik yang dilakukan secara sederhana, tradisional sampai pada yang semi modern dan supermodern.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu (KBBI, l990: 504).
Menurut  mantan  Rektor  Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24), banyak  sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.

2.2 perawat sebagai Profesi
            Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan professional.

Menurut Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.       Kelompok pengetahuan yang melandasi keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan dilandasi oleh keterampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin, sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika, biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien.
b.      Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c.       Pendidikan yang mmenuhi standart dan diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.

d.      Pengendalian terhadap standart praktik.
Standart adalah pernyatan atau criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e.       Bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f.       Karir seumur hidup
Dibedakan dengan tugas/job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri sepanjang hayat.
g.      Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesilain kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi intervensi profesi lain.
Cerminan nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.

2.3 Ruang Lingkup asuhan keperawatan menurut tuntunan ajaran islam
Ruang lingkup asuhan keperawatan diantaranya:
1.      Individu dengan individu
Ruang lingkup pertama  dalam asuhan keperawatan kesehatan ini adalah antar individu. Dalam hal ini tentunya perawat langsung berinteraksi dengan pasien. Dengan mengetahui apa saja gejala dan keluhan pasien secara pribadi. Sektor ini lebih spesifik karena langsung kepada pasien.
2.      Individu dengan keluarga
Ruang lingkup dalam asuhan keperawatan antara individu dan keluarga ini adalah penelusuran penyakit yang diderita pasien, dihubungkan dengan hereditasnya atau keturunannya apakah ada riwayat dari keluarga yang mengidap penyakit serupa atau tidak.
3.      Individu dengan masyarakat
Ruang lingkup dalam asuhan keperawatan yang ketiga ini merupakan analisis dan penelusuran langsung kepada lingkungan masyarakat tempat tinggal pasien. Menilai statisktika dari penyakit tersebut terhadap masyarakat, apakah banyak yang mengidap penyakit tersebut dan apakah penyakit itu bisa ditularkan dari satu individu ke individu lain.

2.4 Pendekatan Holistic dalam asuhan keperawatan
            Kamus Besar Bahasa Indonesia membagi pengertian holistik menjadi dua macam. Pertama, sebagai sebuah paham, holistik adalah cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala, dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh. Kedua, sebagai sebuah sifat, maka holistik berhubungan dengan sistem keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekadar kumpulan bagian.

Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (wellnes).untuk mencapai kesejahteraan tersebut, individu harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap stimulus. Teori Sister Callista Roy dapat digunakan.
Teori ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kabutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah dialami. Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik bio, psiko maupun sosial (holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien


            Teori ini menggunkan pendekatan yang dinamis, dimana peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
            Konsep holistic care ada tiga,yaitu:
1.      Holisme
Yaitu cara pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2.      Humanisme
Yaitu kemanusiaan
3.      Caring
Menurut Watson (1979) Theory of Human Caring: jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien sembuh.
Menurut Marriner dan Tomey (1994): yaitu tindakan yang bertujuan memberikan asuhan fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien, agar si klien merasa sangat berkesan nyaman dengan tindakan perawat sehingga memberikan dampak yang positif terhadap klien.



 2.5 Peranan Perawat dalam membimbing klien yang sakit
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan yang bekerja paling lama berada dengan pasien. Pasien adalah  seseorang yang membutuhkan  perawatan
Ibadah ada dua yakni ibadah maqdah dan ibadah gairah maqdah.Ibadah maqdah yaitu ibadah yang diharuskan (wajib)contohnya sholat,puasa,zakat,haji.Sedangkan ibadah goiroh maqdah yaitu ibadah yang tidak harus dilakukan tetapi dianjurkan contohnya dzikir,berbuat baik pada orang lain dll.
Pasien baik yang berada di rumah sakit maupun di luar rumah sakit memiliki agama yang berbeda.Seseorang wajib beribadah menurut kepercayaan masing-masing.Ibadah akan mudah dilakukan bagi mereka yan berstatus sehat.(WHO,1947) Sehat dalah keadaan utuh secara fisik,jasmani,mental,dan social dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari penyakit cacat,dan kelemahan.
 Sakit terkadang membawa dampak hebat pada penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan penyakit-penyakit tertentu.Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat sulit.oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk melakukannya.Dalam hal ini yang membantu pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa perawat sebagai pengganti pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan edukator bagi pasien yang ditanganinya.
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu

Membimbing sholat
Ketika pertama kali bertemu hendaknya memperkenalkan diri meliputi nama,asal,kontrak waktu,siapa saja yang terlibat dll.Kemudian perawat mendoakan pasien agar diberikan kesembuhan.
“Dialah yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Mahaperkasa lagi Maha pengampun.” (QS. Al-Mulk:2)
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”(QS.Al-Fatihah:5) .danbisajugadoa-doalainya.
dan bisa juga doa-doa lainya.
Perawat mengkaji agama pasien tersebut dengan mengunakan komunikasi terapetik.komunikasi terapetik yaitu komunikasi dimana perawat yang menggunaka pendekatan terencana mempelajari klien.Apakah islam atau non islam.apabila dia islam maka:
Perawat hendaknya mengingatkan apabila waktu sholat telah datang.
“Bukanlah menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
“Peliharalah semua shalat(mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’” (Al-Baqarah : 238)
·         Menjelaskan fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call, telepon, fasilitas kamar mandi, arah kiblat).
·         Menanyakan kepada pasien apakah akan melakukan sholat.
·         Mengkaji apakah pasien mampu atau tidak melakukan sholat sendiri.apabila pasien tidak  dapat melakukan sholat sendiri maka perawat sangat berperan dalam hal ini.perawat harus mampu membantu pasien,mulai dari wudlu/tayamumnya(apabila tidak bisa menggunakan air) Perawat mempersiapkan peralatan untuk tayamum
dan pendampingan saat sholat.
Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk melakukan sholat.
Tata Cara Shalat bagi Orang sakit
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan keadaan berdiri, maka shalat dapat dilakukan dengan posisi duduk
• Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara duduk, maka shalat bisa dilakukan dengan cara berbaring menghadap kiblat dengan miring di sisi kanan (lebih baik daripada sisi kiri)
• Jika tidak mampu melaksanakan dengan cara miring, maka shalat bisa dilaksanakan dengan cara terlentang, kedua kakinya diarahkan ke kiblat dan lebih baik kepalanya diangkat sedikit untuk menghadap ke kiblat
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan ruku’ dan sujud, maka bisa dengan memakai isyarat dengan kepala
• Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata pada waktu ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan dengan isyarat mata.
• Jika tidak mampu mengisyaratkan dengan kepala dan mata, maka shalat dapat dilaksanakan dengan hati.
Membingbing pasien dalam berpuasa jika memungkinkan
Dalam hal ini adalah puasa wajib.perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta mengingatkan waktu imsak ,dan mengngatkan pula ketika buka puasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres, meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Membimbing dalam berzakat baik itu zakat fitrah maupun zakat mal
Ketika pasien dirawat kebetulan menjelang idul fitri maka perawat mengingatkan pasien atau pihak keluarga untuk mengeluarkan zakat fitrah.perawat mengingatkan untuk mengeluarkan zakat mal apabila telah diketahui harta yang dimiliki sudah memenuhi untuk zakat.
Ibadah gairah maqdah
Baca kitab suci Al- Quran bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita
Terutama ayat-ayat yang berhubungan dengan orang yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih sayangnya, dll supaya sang klien lebih termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa Al-quran adalah pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah lembaga meneliti tentang menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan Al-quran. Sampel terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan yang tidak mengerti, semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata bagi yang mengerti bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami kesembuhan secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa al-quran. Dengan membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar daya pengaruh Al-quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang sehat dan dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan dilaksanakan semua ajarannya, dijamin,niscaya akan mendatangkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Menuntun dzikir kepada Allah
Dengan berdzikir, hati seorang akan terasa tentram. Ini adalah mutlak, tercantum dalam Al-quran surat al-ra’du : 28 dan sabda Rasulullah SAW bawa dzikir kepada Allah adalah pengobat hati, dengan syarat ia harus beriman dan ikhlas. hal ini sesuai dengan penelitian Dr.Moh.Sholeh M.pd. karena pada hakikatnya sahalat adalah dzikir, maka dzikir yang ikhlas akan mendatangkan rasa senang, optimis, dan persepsi positif.
Ceritakan kisah-kisah dari tokoh-tokoh Islam
Salahsatu cerita tokoh Islam yang memiliki penyakit yang parah adalah Nabi Ayub as. Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan bentuk dari penyakitnya, namun banyak cerita-cerita dongeng yang mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatiny,namun beliau digambarkan sebagai sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Allah SWT telah memujinya dalam kitab-Nya yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)
Perawat bisa menjelaskan bahwa banyak manfaat yang bisa diambil dari kondisi sakit kita, diantaranya bisa lebih mengingat dan bergantung pada Allah, bisa dihapus dosa kita terutama jika kita sabar terhadap penyakit, dsb
Diskusikan berbagai persoalan dengan perspektif ruhaniah
Spiritual bertindak sebagai suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk menjalani kehidupan secara utuh. sedangkan sakit bisa mengganggu kondisi tersebut. Namun banyak hal yang bisa kita temukan manfaatnya dari perubahan sehat-sakit tersebut, itu hanya bisa disadari jika kita membicarakannya dengan perspektif ruhaniah. Salah satunya, pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara seseorang berlatih secara spiritual
Perawat membagi atau meminjamkan buku-buku berhubungan dengan spiritual baik pada klien maupun pada keluarga klie
Sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan ibunya” HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa Rasululloh SAW bersabda:
 Barang siapa dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” HR. Bukhari”
Yaitu diuji dengan berbagai cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas)
Tidak boleh berputus asa
Dalam ajaran Islam seorang muslim dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku, dan mereka mendapat azab pasti (QS. Al. Hajr:23)
Berbaik sangka
Disaat-saat menghadapi sakarataul maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
Perbanyak dzikir dan berdo’a
Artinya: ”Dan apabila hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepadaku….” (QS. Al Baqarah: 186)
berbuat baik kepada semua orang terutama pada perawat dan pengunjung dan selalu menjaga senyum.
Sebelum pasien pulang, perawat membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa (mensyukuri nikmat sembuh)
 “Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas, terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya dan tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha besar.
Orang yang cerdas secara spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah dalam hidupnya. “Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the human soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai “orang yang berjalan dengan membawa cahaya.” (Al-Quran 6:122) Ia tahu ke mana ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa menjadi cahaya yang mampu menunjukkan klien nya jalan yang bisa menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit di dunia saja tapi juga untuk akhirat kelak.

           










PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari apa yang dijabarkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketika seorang menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus memliki unsur bertauhid, amanah, berakhlaq, memiliki ilmu, ikeahlian dan tanggung jawab. Sebagai sebagai calon perawat sudah seharusnya menganut hal tersebut karena sebagai landasan seorang perawat yang profesional.

B.Saran

Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, tapi apabila manusia sudah menjadi pemimpin mereka lupa dengan masyarakat yang dia pimpin. Sebagai calon pemimpin dalam bidang keperawatan atau kesehtan jangan membeda-bedakan masyarakat antara sikaya dan si miskin apabila dalam merawat pasien.
Hendaknya kita sebagai mahasiswa keperawatan yang merupakan calon profesi perawatn dapat memahami dengan baik konsep profesi dan karakteristikny dari konsep keperawatan.





























SUMBER :http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/31/keperawatan-sebagai-profesi/
http/:id.wikipedia.org/wiki/profesi.html.   
Hidayat, Aziz Alimul. 2002. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut