MAKALAH
Perasaan dan Emosi
Disusun
Oleh :
1. Indah
Puspa Pratiwi
2. Yuliyanita
3. Rima
Wulandari
4. Eneng
Firasati Lailiya
5. Widya
Marwah
6. Lisnawati
7. Elya
Nuraeni
8. Nurmalia
9. Aida
Fitria Qisti
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jalan
Babakan Sirna No. 25 Kota Sukabumi
2013
KATA
PENGANTAR
Dengan
memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kelompok kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul :“
Perasaan dan Emosi”. Makalah ini kami susun untuk
memenuhi tugas mata ajar Psikologi Keperawatan.
Kami
menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karena itu dengan rendah hati kami berharap
kepada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kiritik yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya
kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Sukabumi, Desember 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Perasaan dan Emosi
B. Pengertian Perasaan dan Emosi
C. Ciri-ciri Perasaan
D. Jenis-jenis Perasaan
E. Faktor yang Mempengaruhi Perasaan
F. Intensitas Perasaan
G. Dimensi Perasaan
H. Teori Emosi
I. Perkembangan Emosi
J. Komponen Emosi
K. Rangsangan dan Emosi
L. Gangguan Afek dan Emosi
M. Psikologi Keperawatan dalam Era Globalisasi
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan dan Saran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara faktual,
bahwasannya di dalam emosi terkandung perasaan yang di miliki oleh setiap
orang. Oleh karena itu pembicaraan tentang emosi dan perasaan tidak pernah
lepas dari unsur manusia. Dari beberapa pendapat tentang emosi dan perasaan
yang di kemukakan oleh para ahli pada umumnya sepakat bahwa perasaan itu di
artikan sebagai keadaan yang di rasakan sedang terjadi dalam diri seseorang dan
sedangkan emosi terjadi hanya ketika seseorang merasakan sesuatu terjadi dalam
dirinya.
Pada
dasarnya emosi dan perasaan itu keduanya relative sama. Perasaan yang diartikan
emosi adalah perasaan yang tidak terkait dengan yang dirasakan fisik. Sedangkan
menurut seorang peneliti emosi dari Australia National University, yakni,
Anna Wierzbicka, tidak semua budaya memiliki kata untuk emosi sebagaimana yang
di konsepkan dalam bahasa Inggris sedangkan kata yang bermakna perasaan (feeling) ada
dalam semua bahasa. Menurutnya, kata emosi lebih disukai karena kesannya lebih
objektif dan lebih ilmiah dari pada kata perasaan. Oleh sebab itu kata emosi
lebih luas digunakan dalam dunia ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Perasaan
dan Emosi
Perasaan
atau feeing dan emosi atau emotion adalah
salah satu rumpun kegiatan atau abilitas kejiwaan manusia dari perumpunan jiwa
trikotomi jiwa- kognis , emosi dan konasi- dan slah satu abilitas jiwa dari
catur tomi jiwa- kognisi , emosi konasi dan atau psikomotor- dan salah satu
dari trisakti jiwa menurut Ki Hajar Dewantara- cipta (kognisi), rasa (emosi),
dan karsa (konasi, kehendak). Perasaan dan emos itu merupakan salah satu dari 3
atau 4 kemampuan jiwa manusia. Perasaan dan emosi itu merupakan salah satu
faktor atau penyusun dari keinginan (desires) di samping factor motif
Motif suatu
keingginan adalah tertujukan pada suatu tujuan yang ingin dicapai oleh suatu
kegiatan yang berlangsung. Perasaan dan emosi adalah keadaan temporer dari
individu
Perasaan
dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state)
yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Misal seseorang merasa
sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat,
mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi
disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu sebagai
akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.
Lalu apakah yang dimaksud dengan (feeling) atau (emotion) itu.
Menurut Chaplin (1972) perasaan adalah keadaan atau state individu sebagai
akibat dari persepsi sebagai akibat stimulus baik externel maupun internal.
Mengenai emosi, Chaplin berpendapat bahwa definisi mengenai emosi cukup
bervariasi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi dari berbagai orientasi.
Namun demikian dapat dikemukakan atas “general agreement” bahwa emosi merupakan
reaksi yang kompleks yang mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan
adanya perubahan dalam kejasmanian serta berkaitan dengan perasaan yang kuat,
karena itu emosi lebih intens daripada perasaan, dan sering terjadi perubahan
perilaku, hubungan dengan lingkungan kadang-kadang terganggu.
Emosi pada umumnya berlangsung dalam
waktu yang relatif singkat, sehingga emosi berbeda dengan mood atau
suasana hati pada umunya berlangsung dalam waktu yang relatif lebih lama
daripada emosi, tetapi intensitasnya kurang apabila dibandingkan dengan emosi.
Apabila seseorang mengalami marah atau emosi, maka kemarahan tersebut tidak
segera hilang begitu saja, tapi masih terus berlangsung dalam jiwa seseorang (
ini yang dimaksud dengan mood) yang akan berperan dalam diri orang yang
bersangkutan. Namun demikian ini juga perlu dibedakan dengan temperamen.
Temperamen adalah keadaaan psikis seseorang yang lebih permanen daripada mood, karena
itu temperamen lebih merupakan predisposisi yang ada pada diri seseorang, dan
karena itu temperamen lebih merupakan aspek kepribadian seseorang apabila
dibandingkan dengan mood.
B. Pengertian
Perasaan dan Emosi
Perasaan
atau dalam istilah lain disebut “renjana” adalah gejala psikis
yang memiliki sifat khas subjektif yang berhubungan dengan persepsi dan dialami
sebagai rasa senang-tidak senang, sedih-gembira dalam berbagai derajat dan
tingkatannya.
Menurut
Maramis (1999), perasaan adalah nada perasaan menyenangkan atau tidak, yang
menyertai suatu pikiran dan biasanya berlangsung lama serta kurang disertai
oleh komponen fisiologik.
Perasaan
adalah sesuatu tentang keadaan jiwa manusia yang
dihayati secara senang atau tidak senang.
· Contoh:
ü Perasaan
menyenangkan: senang, bangga, kasih saying, gembira, enak, lezat, keindahan,
dan ketenangan.
ü Perasaan
tak menyenangkan: sedih, kecewa, sakit, gelisah, dan kacau.
Menurut
Kartono K. (1996), perasaan atau renjana adalah reaksi rasa dari segenap
organisme psiko-fisik.
Menurut Abu
Ahmadi (1983), perasaan adalah suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan
yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubunga dengan peristiwa
mengenal dan bersifat subjektif.
Perasaan
biasanya didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subyektif yang
umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal, dan dialami dalam
kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.
Berlainan
dengan berfikir, maka perasaan itu bersifat subyektif, banyak dipengaruhi
oleh keadaan diri seseorang. Perasaan umumnya bersangkutan dengan fungsi
mengenal artinya perasaan dapat timbul karena mengamati, menanggap,
menghayalkan, mengingat-ingat, atau memikirkan sesuatu. Kendati pun demikian
perasaan bukanlah hanya sekedar gejala tambahan daripada fungsi
pengenalan saja, melainkan adalah fungsi tersendiri.
Suatu keadaan
dalam diri individu sebagai suatu akibat dari yang dialaminya atau yang
dipersepsinya. Ada beberapa sifat tertentu yang ada padanya yaitu:
1) Pada umumnya perasaan berkaitan dengan persepsi,
dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.
2) Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif
apabila dibandingkan dengan peristiwa psikis yang lain.
3) Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan
senang atau tidak senang sekalipun tingkatannya dapat berbeda-beda.
Menurut English
and English, emosi adalah “A
complex feeling state accompained by characteristic motor and glandular activies
“ (suatu keadaan yang
kompleks yang disertai karakteristik kegiatan kelenjar dan motoris). Sedangkan
Sarlito Wirawan Sarwono berpendapat bahwa emosi merupakan “ setiap keadaan
pada diri seseorang yang disertai warna afektif baik pada tingkatan lemah
(dangkal) maupun pada tingkatan yang luas (mendalam)
Emosi merupakan keadaan yang ditimbulkan
oleh situasi tertentu (khusus), dan emosi cenderung terjadi dalam kaitannya
dengan perilaku yang mengarah (approach) atau
menyingkiri (avoidance) terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada
umumnya disertai adanya expresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat
mengetahui bahwa seseorang sedang mengalami emosi.
Namun demikian kadang –kadang orang
masih dapat mengontrol keadaan dirinya sehingga emosi yang dialami tidak
tercetus keluar dengan perubahan atau tanda-tanda kejasmanian tersebut. Hal ini
berkaitan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Ekman dan Friesen (Carlson,
1987) adanya tiga rules, yaitu :
- masking
Yaitu keadaan seseorang yang dapat
menyembunyikan atau dapat menutupi
emosi yang
dialaminya.
- modulation
Yaitu orang tidak dapat meredam
secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat mengurangi
saja.
- simulation
Yaitu orang tidak mengalami sesuatu
emosi, tetapi seolah-olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala
kejasmanian.
C.
Ciri-ciri Perasaan
Setiap
individu memiliki reaksi yang bersifat individual dalam menghadapi suatu
keadaan, baik itu persepsi, perasaan, dan emosi
Ciri-ciri perasaan adalah sebagai berikut :
1.
Subjektif :Setiap orang
memiliki selera perasaan yang berbeda – beda
2.
Mudah Berubah : Apa yang
kita benci hari ini, bisa menjadi kita sukai keesok hariannya.
3.
Mengandung Penilaian : Kita
membandingkan perasaan-perasaan yang pernah kita rasa sebelumnya, sebelum kita menilai.Ini
menyenangkan atau tidak menyenangkan.
4.
Bekerja Berdasar Prinsip Kesenangan : Perasaan
tidak memilih apa yang benar – salah atau baik –buruk. Ia hanya memilih
berdasarkan prinsip kesenangan.
5.
Perasaan selalu terkait dengan gejala kejiwaan yang
lain, khususnya persepsi. Contoh: Dalam diri
seseorang timbul perasaan gelisah dan takut karena memikirkan atau mengingat
trauma pada masa lalu, Perasaan gembira saat mendapatkan
hadiah yang diberikan oleh orang tua.
6.
Perasaan sifatnya individual atau subjektif. Contoh: Pada saat
menonton suatu pertandingan sepak bola, ada yang gembira karena tim yang di
andalkan dapat memasukkan bola ke gawang lawan, tapi ada juga yang sedih karena
tim yang dibanggakannya kalah, Dalam
keluarga, pada saat anaknya belum pulang dari sekolah, si ibu mungkin cemas,
tapi si bapak tenang-tenang saja.
D.
Jenis-jenis Perasaan
Ada tiga golongan perasaan,
yaitu:
1. Perasaan presens : perasaan yang timbul dalam
keadaan yang sekarang nyata dihadapi, yaitu berhubungan dengan situasi yang aktual.
2. Perasaan yang menjangkau maju, merupakan jangkauan
ke depan yaitu perasaan dalam kejadian-kejadian yang akan datang, jadi masih
dalam pengharapan.
3. Perasaan yang berkaitan dengan waktu yang telah
lampau yaitu perasaan yang timbul dengan melihat kejadian-kejadian yang telah
lalu. Misal orang merasa sedih karena teringat waktu masih dalam keadaan jaya.
Max Scheler mengajukan pendapat ada empat macam tingkatan dalam
perasaan, yaitu:
1. Perasaan tingkat sensoris, yaitu perasaan yang
didasarkan atas kesadaran yang berhubungan dengan stimulus pada kejasmanian,
misal rasa sakit, panas, dingin.
2. Perasaan kehidupan vital, yaitu perasaan yang
tergantung pada keadaan jasmani keseluruh, misal rasa segar, lelah.
3. Perasaan psikis atau kejiwaan yaitu perasaan
senang, susah, takut.
4. Perasaan kepribadian, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan keseluruh pribadi, misal harga diri, putus asa.
Bigot dkk. (1950) memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut:
1. Perasaan keinderaan, yaitu perasaan yang berkaitan
dengan alat indera, misal perasaan yang berhubungan dengan pencecapan, misal
rasa asin, pahit, manis dan sebagainya.
2. Perasaan psikis atau kejiwaan, yang masih
dibedakan atas:
a. Perasaan intelektual
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang dapat memecahkan sesuatu soal
atau mendapatkan hal-hal baru sebagai hasil kerja dari segi intelektualnya.
Perasaan ini juga merupakan pendorong atau motivasi individu dalam berbuat dan
merupakan motivasi dalam lapangan ilmu pengetahuan.
b. Perasaan kesusilaan
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami hal-hal yang baik
atau buruk menurut norma-norma kesusilaan.
c. Perasaan keindahan atau perasaan estetika
Yaitu perasaan yang timbul apabila orang mengalami sesuatu yang indah
atau yang tidak indah.
d. Perasaan kemasyarakatan atau perasaan sosial
Yaitu perasaan yang timbul dalam hubungannya dengan interaksi sosial,
yaitu hubungan individu satu dengan individu lain.
e. Perasaan harga-diri
Perasaan harga-diri ini dapat positif, yaitu apabila individu dapat
menghargai dirinya sendiri dengan secara baik, tetapi sebaliknya perasaan
harga-diri ini dapat negatif, yaitu apabila seseorang tidak dapat menghargai
dirinya secara baik.
f. Perasaan KeTuhanan
Perasaan ini timbul menyertai kepercayaan kepada Tuhan yang mempunyai
sifat-sifat serba sempurna. Perasaan ini merupakan perasaan tertinggi atau
terdalam. Perbuatan manusia yang luhur, yang suci bersumber pada perasaan
keTuhanan ini. Dengan perasaan keTuhanan segala sesuatu akan tertuju kepadaNya.
E.
Faktor yang Mempengaruhi Perasaan
1.
Keadaan jasmani atau fisik individu yang bersangkutan. Contoh : Perasaan individu yang sedang sakit, lebih sensitive dibandingkan orang
sehat, Perasaan individu yang pendek gemuk kebal terhadap
kritik.
2.
Struktur kepribadian individu dalam mengalami suatu
perasaan. Contoh: Individu yang
kepribadiannya mudah marah, Individu
yang berkepribadian introvert memiliki perasaan yang sensitive, Kepribadiannya
peramah biasanya perasaanya halus.
3.
Keadaan temporer pada diri individu pada diri individu
atau bergantung pada suasana hati, individu yang sedang kalut pikirannya sangat
peka terhadap perasaan di banding orang yang normal.
F.
Intensitas Perasaan
Intensitas
(tingkat dan kekuatan) perasaan bergantung pada hal-hal sebagai berikut :
a.
Intensitas
perasaan persepsi lebih kuat dibanding tanggapan, fantasi dan ingatan. Misalnya perasaan saat bertemu
dengan saudara kandung yang sudah lama berpisah, intensitasnya lebih kuat dibanding perasaan
yang timbul tatkala hal itu sudah menjadi kenangan.
b.
Intensitas
perasaan melalui pengamatan indra pembau dan pengecap intensitasnya lebih tinggi dibanding perasaan
melalui penglihatan dan pendengaran,misalnya perasaan akibat mencium bau
bangkai lebih intens dari pada mendengar suara gaduh.
c.
Intensitas
dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis, misalnya dahulu, perasaan saya apabila mendengar musik
dangdut muak sekali, tetapi sekarang, begitu mendengar alunan musiknya saja sudah ingin joget.
d.
Intensitas
perasaan turun karena perasaan itu dialami berulang-ulang atau sudah cukup lama, misalnya memutar VCD
dengan lagu-lagu yang berulang-ulang membosankan, perasaannya tidak senang di
banding pada saat pertama kali memutar VC tersebut.
G.
Dimensi Perasaan
1.
Exited feeling :
perasaan yang dialami individu disertai adanya perilaku atau perbuatan yang
menampak.
2.
v Innert feeling :
perasaan yang dialami individu tanpa disertai adanya perilaku atau perbuatan.
3.
v Expectancy feeling dan Release feeling : suatu
perasaan yang dialami oleh individu sebagai sesuatu yang belum nyata expected feeling, disamping
itu perasaan yang dialami oleh individu karena sesuatu itu telah nyata, ini
dimaksud denganRelease feeling.
Menurut Wund:
Seperti di
kemukakan oleh Bimo Walgito (1989), menurut Wund perasaan itu memiliki 3
dimensi, yaitu :
a.
Perasaan senang dan tidak senang, misalnya
seorang pasien merasa senang karena penyakitnya dinyatakan sembuh oleh dokter
atau seorang pasien merasa tidak senang di rawat di suatu rumah sakit karena
pelayanannya jelek.
b.
Perasaan excited atau inner feeling, yaitu perasaan
yang dialami individu disertai prilaku atau perbuatan yang tampak, misalnya
karena diterima masuk akademi keperawatan, perasaannya gembira disertai
menari-nari.
c.
Perasaan expectancy atau release feeling, yaitu
perasaan yang masih dalam pengharapan atau memang betul-betul telah terjadi.
Menurut Stern:
Sebagaimana
dipaparkan oleh Bimo Walgito (1989), yang manyebutkan bahwa dimensi perasaan
adalah :
a.
Perasaan present, yaitu perasaan yang
berhubungan dengan situasi actual atau yang sedang terjadi, misalnya saya
merasa senang karena saat ini anak saya bias kuliah di Akademi Keperawatan.
b.
Perasaan yang menjangkau maju, yaitu
perasaan yang masih dalam pengharapan, misalnya alangkah gembiranya apabila
kelak anak saya menjadi seorang dokter.
c.
Perasaan yang berhubungan dengan waktu lampau, misalnya
merasa sedih apabila mengingat masa lampau, sewaktu masih anak-anak yang penuh
derita.
H.
Teori Emosi
1.
Teori yang berpijak pada hubungan emosi dengan gejala
kejasmanian.
- Teori yang hanya mencoba
mengklasifikasikan dan mendiskripsikan pengalaman emosional (emotional experiences).
- Melihat emosi dalam kaitannya
dengan perilaku, dalam hal ini adalah bagaimana hubungannya dengan
motivasi.
- Teori yang mengaitkan dengan
aspek kognitif.
Ada dua
pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu :
1.
Nativistik (emosi adalah bawaan) Adalah bahwa
ekspresiemsi pada dasarnya sama saja hewan dan manusia, anak kecil maupun
dewasa.
2.
Empirik (emosi adalah hasil belajar atau pengalaman) Adalah
mengutamakan antara yang berpusat diotak dengan rangsangan dari lingkungan
melalui jaringan syaraf pada tubuh manusia.
I. Perkembangan
Emosi
Sikap yang disertai emosi yan
berlebih-lebihan disebut kompleks misalnya kompleks rendah diri yaitu sikap
negatif terhadap dirinya sendiri yang disertai perasaan malu tidak
berdaya segan bertemu orang lain, dan sebagainya.
1.
Takut
Takut adalah perasaan yang sangat
mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari
kontak dengan hal itu. Rasa takut yang lain merupakan kelainan kejiwaan adalah
kecemasan atau anazieti yaitu rasa takut yang tidak jelas sasarannya.
2.
Khawatir
Khawatir atau was-was adalah rasa
takut yang tidak mempunyai objek yang jelas atau tidak ada objek sama sekali.
Kekhawatiran menyebabkan rasa tidak senang gelisah, tegang, tidak tenang dan
tidak aman.
3.
Cemburu
Cemburu adalah bentuk khusus dari
kekhawatiran yang disadari oleh adanya keyakinan terhadap milik sendiri dan
ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari seseorang.
4.
Gembira
Gembira merupakan ekspresi dari
kalangan yaitu perasaan terbebas dari ketegangan biasanya kegembiraan itu
disebabkan oleh hal-hal yang bersifat tiba-tiba atau surprise
5.
Marah
Sumber utama dari kemarahan adalah
hal-hal yang mengganggu aktivitas untuk mencapai tujuannya.
J.
Komponen Emosi
Komponen dari emosi antara lain :
1. Cognitif Component
Emosi kita
dipengaruhi oleh kepercayaan, pandangan terhadap sesuatu. Ketika ada seorang
karyawan sudah menyukai pekerjaannya, orang tersebut akan menikmatinya dengan
sepenuh hati.
2.Phisiological
Kalai kita
diserang singa, tangan kita akan melindungi muka kita dari cakar dan giginya,
kita akan dengan cepat melakukan gerakan refleks, kita harus mengetahui
tanda-tanda tersebut dan harus tau bagaimana mengatasinya.
3.Behavioral
Setiap orang mempunyai cara-caranya sendiri untuk
mengungkapkan emosinya. Seperti kalau kita sedang bahagia akan tersenyum.
Setiap individu mempunyai budaya sendiri-sendiri untuk mengungkapkan emosinya.
K.
Rangsangan dan Emosi
Emosi adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental
dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku.
Dalam hal ini organisme manusia berusaha mencari keseimbangan sehingga akan
menyebabkan respon psikologis yang disertai dengan timbulnya suatu perasaan
suatu perasaan yang sama-sama menggerakkan mekanisme untuk menyiapkan terlaksananya
gerak-gerak yangpenuh tenaga ataupun mengakibatkan dicapainya keseimbangan
kembali.
Tidak mengherankan kalau pada keadaan tertentu di mana
terjadi suatu rangsangan yang cukup kuat untuk menimbulkan keadaan-keadaan
dimana emosi dapat merangsang bekerjanya perasaan dan organ pembangkit tenaga
cadangan, akan terjadi suatu tenaga gerak yang mengagumkan.
Syarat mutlak tergeraknya emosi adalah adanya rangsangan
sedangkan rangsangan-rangsangan dapat menimbulkan emosi kalu rangsangan dapat
menggerakkan dorongan-dorongan individu. Berapa jauh efek rangsangan tersebut
terhadap emosi sangat bergantung pada sifat dan temprament serta keadaan
individu itu sendiri, disamping juga bergantung pada keteraturan dan kekuatan
rangsang yang memacu emosi tersebut. Pengertian dan pengalaman terhadap situasi
sesaat ikut menentukan pula. Di dalam kegiatan olahraga, pengalaman bertanding
para olahragawan selalu mendapat rangsangan-rangsangan emosi yang beraneka
macam. Paling baik apabila rangsangan tersebut dapat merangsang emosi
setinggi-tingginya tanpa menimbulkan gejala-gejala over stimulus, sehingga
olahragawan tersebut dapat bertindak dengan semangat yang tinggi tanpa
kehilangan pertimbangan pikir dan akalnya. Kepekaan emosi tidaklah sama, setiap
olahragawan memiliki kepekaan emosi yang berbeda-beda bergantung pada kekayaan
pengalaman, pengertian, pengetahuan terhadap situasi sesaat dan masih banyak
lagi hal-hal yang ikut mempengaruhinya.
L.
Gangguan Afek dan Emosi
Afek adalah perasaan yang menguasai segenap hidup jiwa dan
tidak bisa dikontrol serta dikuasai oleh pikiran. Afek biasanya disertai reaksi
jasmaniah, yaitu peredaran darah, denyut jantung, dan pernapasan bisa cepat
atau menjadi lemah. Emosi adalah gejala kejiwaan yang berhubungan dengan
kejasmanian.
Contoh :
Orang yang sedang marah, mengambil, melempar, membanting
benda dari sekitarnya disertai mekanya merah, tekanan darah meningkat, dan
gemetar. Anak yang tidak lulus ujian, menangis sampai kejang-kejang bahkan
sampai pingsan disertai muka pucat dan keluar keringat dingin.
Gangguan pada afeksi antara lain :
1.depresi atau melankolis
Ciri-ciri psikologik misalnya : sedih, susah, murung,
rasa tak berguna, gagal, kehilangan, tak ada harapan, putus asa, dan penyesalan
yang patologis. Ciri-ciri somatik misalnya : anoreksia, konstipasi, kulit
lembab atau dingin, tekanan darah dan Polds turun. Ada depresi dengan penarikan
diri dan agitasi atau kegelisahan.
2.kecemasan
Ciri-ciri psikologik misalnya : khawatir, gugup, tegang,
cemas, rasa tak aman, takut. Ciri-ciri somatik misalnya : palpitasi (debaran
jantung cepat/keras), keringat dingin pada telapak tangan, tekanan darah
meninggi, peristaltik bertambah.
Sakit Mental karena Gangguan Emosi
Biasanya terkait dengan neurosis, yaitu kesalahan
penyesuaian diri secara emosional karena tidak dapat diselesaikan suatu konflik
tak sadar. Sakit mental karena gangguan emosi antara lain :
1.neurosis cemas-kecemasan akan memobilisasi daya
pertahanan individu. Kecemasan tidak ada kaitannya dengan benda atau kebendaan,
tapi mengambang bebas. Gejalanya:
a. faktor somati misalnya : napas sesak, dada tertekan,
kepala seperti mengambang, linu, cepat capek, kleringat dingin, dan palpitasi
b. faktor psikologi misalnya : perasaan was-was,
khawatir, dan bicara cepat terputus-putus.
2.neurosis histerik-fungsi mental dan jasmani hilang
tanpa dikehendaki. Gejalanya : kelumpuhan pada ekstremitas, kejang-kejang,
anestesia, analgesia, tuli, buta, stupor, dan twilight state
3.neurosis fobik-adanya perasaan faktakut yang berlebihan
terhadap benda atau keadaan yang disadari oleh individu bukan sebagai ancaman.
4.neurosis depresi-gangguan perasaan dengan ciri-ciri
semangat berkurang, rasa harga diri rendah, menyalahkan diri sendiri, gangguan
tidur dan makan. Biasanya berakar pada rasa salah yang tidak disadari.
Gejalanya :
a. faktor somati misalnya : perasaan tak senang, tak
bersemangat, lelah, apatis, dan bicara pelan
b. faktor psikologik misalnya : pendiam, rasa sedih,
pesimistik, putus asa, malas bergaul.
M.
Psikologi Keperawatan dalam Era Globalisasi
Berikut peranan psikologi dalam keperawatan:
1. Terjalinnya
hubungan interpersonal.
Hubungan interpersonal didukung oleh keterbukaan perawat.
Perawat membuka diri tentang pengalaman yang berguna untuk terapi klien. Tukar
menukar pengalaman ini memberikan keuntungan pada klien untuk mendukung
kerjasama dan memberi dukungan. Melalui penelitiaan ditemukan bahwa peningkatan
keterbukaan antara perawat dan klien menurunkan tingkat kecemasan perawat dan
klien.
Tujuan terjalinnya hubungan interpersonal antara lain:
1.
Menyenangkan
hati klien.
2.
Mengetahui
dan mengerti pembicaraan.
3.
Memberikan
rasa puas pada klien.
4.
Memberikan
rasa aman pada pembicara.
5.
Menunjukkan rasa saling percaya.
6.
Menghargai
pembicaraan.
2. Komunikasi
yang baik antara perawat dengan klien (empati).
Rasakan apa yang dirasakan klien. Perawat yang merasakan
apa yang dirasakan klien akan mampu mengkomunikasikan dengan seluruh sikap
tubuhnya kepada klien. Perawat menyampaikan bahwa ia sungguh mengerti perasaan,
tingkah dan pengalaman klien, dan mengkomunikasikan pengertian itu kepada
klien. Sehingga klien merasa bahwa ia dimengerti. Melalui penelitian, Mansfield
mengidentifikasi perilaku verbal dan non verbal yang menunjukkan tingkat empati
yang tinggi sebagai berikut:
a.
Memperkenalkan diri dengan klien.
b. Kepala dan
badan membungkuk kearah klien.
c. Respon
verbal terhadap pendapat klien, khususnya pada kekuatan dan sumber daya klien.
d. Kontak mata
dan respon pada tanda non verbal klien, misalnya nada suara, gelisah, ekspresi
wajah.
e. Tunjukkan
perhatian, minat, kehangatan melalui ekspresi wajah.
f. Nada suara
konsisten dengan ekspresi wajah dan respon verbal.
3. Adanya rasa
saling percaya antara perawat dan klien.
Rasa saling percaya sangat dibutuhkan guna tercipta rasa
percaya bahwa segala yang dilakukan perawat adalah untuk kesembuhan, kenyamanan
dan keamanan klien sehingga tidak terjadi salah paham antara tugas-tugas
perawat pada klien. Selain itu antara perawat dan klien dapat tercipta
kedekatan layaknya keluarga sendiri. Hal ini berguna agar tercipta rasa nyaman
dan aman pada klien.
4. Adanya
motivasi yang muncul dari perawat untuk mempercepat kesembuhan klien. Motivasi
yang datang dari perawat untuk klien antara lain:
a.
Menghindari sikap negatif.
Contoh :
1.
Menyatakan
hal-hal yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan keputusasaan.
2.
Menyinggung
pasien.
3.
Berkata
kasar.
4.
Merasa
jijik atau aneh.
b. Menghibur
klien.
Contoh :
a.
Menjaga
selera humor.
b.
Mengajak
klien untuk bersenda gurau.
c.
Meyakinkan
kesembuhan klien.
Contoh :
A.
Berdo’a
untuk kesembuhan klien.
B.
Menyapa
dengan senyuman.
Psikologi Keperawatan dikembangkan untuk memahami
pengaruh psikologis terhadap bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap
sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit dan untuk menjelaskan apa yang mereka
lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari hal-hal tersebut di atas,
psikologi keperawatan mempromosikan intervensi untuk membantu orang agar tetap
sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi keperawatan tidak mendefinisikan “sehat”
sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai pencapaian yang melibatkan
keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial. Psikologi
keperawatan mempelajari seluruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang
hidup. Psikologi keperawatan berfokus pada pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan, seperti bagaimana mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup
sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas fisik, dan bagaimana merancang suatu
kampanye yang dapat mendorong orang lain memperbaiki pola makannya.
Psikologi keperawatan juga mempelajari aspek-aspek
psikologis dari pencegahan dan perawatan sakit. Seorang psikolog kesehatan
misalnya, membantu mereka yang bekerja di lingkungan yang memiliki tingkat
stress yang tinggi untuk mengelola stress dengan efektif, sehingga tekanan yang
dialami di lingkungan kerja tidak mempengaruhi kesehatan mereka. Seorang
psikolog kesehatan juga dapat bekerja dengan mereka yang sedang menderita suatu
penyakit agar dapat menyesuaikan mental dan fisik mereka dengan penyakit
tersebut atau untuk mematuhi treatment yang dirancang oleh dokter yang
merawatnya.
Psikologi keperawatan juga berfokus pada etiologi dan
kaitannya dengan kesehatan, sakit dan disfungsi. Etiologi merujuk pada asal dan
penyebab sakit, dan psikolog kesehatan secara khusus tertarik pada
faktor-faktor perilaku dan sosial yang menyumbang kesehatan dan sakit dan
disfungsi. Faktor-faktor tersebut meliputi kebiasaaan yang merusak atau
menunjang kesehatan seperti konsumsi alkohol, merokok, olahraga, mengenakan
sabuk pengaman, dan cara-cara ‘berkawan’ dengan stress.
Peranan Psikologi dalam dunia keperawatan sangat besar.
Hal tersebut disebabkan karena peran psokologis seseorang selalu menyertai
diri, sejak mulai merasakan sakit kemudian masuk rumah sakit hingga keluar dari
rumah sakit dan sembuh. Psikologi keperawatan menganalisa dan berusaha
meningkatkan system perawatan kesehatan dan merumuskannya dalam kebijakan
kesehatan.Selain itu, dengan ilmu psikologi kita dapat lebih memahami
kepribadian dan tingkah laku pasien sehingga kita dapat menyelesaikan masalah
tersebut dengan sudut pandang yang berbeda.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan dan Saran
Perasaan
dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan (state)
yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Telah diuraikan ciri-ciri perasaan, jenis-jenisnya,
faktor yang mempengaruhinya, intensitas dan dimensinya. Misal
seseorang merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain
setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan
dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan pada organisme atau individu
sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.
Perasaan dan emosi memiliki sifat subjektif artinya
berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Kita diharapkan bisa
menyelaraskan antara perasaan dan emosi dengan keadaan lingkungan dan waktu.
DAFTAR
PUSTAKA
Fauzi Ahmad, Psikologi Umum,
Bandung: Pustaka Setia, 2004.
Sobur Alex, Psikologi Umum,
Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan,
Jakarta:PT Raja Grafindo Persada, 1998.
Yusuf Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosda Karya , 2006.
episentrum.com/search/pengertian-perasaan-menurut-psikologi.html
riswantobk.wordpress.com/definisi-perasaan-dan-emosi//
www.wikipedia.com
jenisperasaanemosi.org
http://mazdaifyuke.wordpress.com/2012/02/25/peranan-psikologi-dalam-keperawatan-2/
BAB
III
PENUTUP
sangat membantu untuk menambah pengetahuan, tetapi saya sebagai pembaca kurang puas karena penulis tidak mencantumkan footnote2nya, jadi pembaca tidak mengetahui mana yang dari buku a mana dari buku b, makasih :) tp sejauh ini sangat membantu
BalasHapus