MAKALAH
Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi
Disusun
Oleh :
1. Indah
Puspa Pratiwi
2. Yuliyanita
3. Rima
Wulandari
4. Eneng
Firasati Lailiya
5. Widya
Marwah
6. Lisnawati
7. Elya
Nuraeni
8. Nurmalia
9. Aida
Fitria Qisti
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jalan
Babakan Sirna No. 25 Kota Sukabumi
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum
Wr. Wb
Puji dan
syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat berkat dan rahmatnya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari
pokok pembahasan mengenai konsep dasar “Embriologi Manusia dan Sistem Reproduksi”.
Setiap pembahasan di bahas secara sederhana sehingga mudah dimengerti.
Makalah
ini membahas tentang pengertian embriologi, teori tentang embriologi, tahapan
embrio, reproduksi pria dan wanita, proses pembentukan ovum dan sperma, dan
penyakit yang menyerang sistem reproduksi.
Kami
sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan dalam
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum
Wr. Wb
Sukabumi, 20 September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman Judul
................................................................................................................ 1
Kata Pengantar ................................................................................................................ 2
Daftar Isi
.......................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan
......................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang
.................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................................... 5
1.3 Maksud dan Tujuan
............................................................................................. 5
BAB II Pembahasan
....................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Embriologi
................................................................................... 6
2.2 Teori Tentang Embriologi
.................................................................................. 6
2.3 Tahapan Embriologi
........................................................................................... 9
2.4 Kelainan Pada Embrio ........................................................................................ 13
2.5 Pengertian Sistem Reproduksi
............................................................................ 14
2.6 Reproduksi Pria Dan Pembentukan Sperma
....................................................... 14
2.7 Reproduksi Wanita Dan Pembentukan Ovum
.................................................... 18
2.8 Penyakit Pada Sistem Reproduksi
...................................................................... 22
BAB III Penutup .............................................................................................................. 24
3.1 Kesimpulan dan Saran
........................................................................................ 24
Daftar Pustaka
.................................................................................................................. 25
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Salah
satu ciri makhluk hidup adalah memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi
atau berkembang biak. Reproduksi adalah upaya makhluk hidup untuk
mempertahankan kelestarian jenisnya.
Pada
manusia, alat dan sistem reproduksinya telah berkembang sedemikian kompleks dan
sempurna. Pada reproduksi manusia, pria akan menghasilkan sperma dan wanita
akan menghasilkan ovum. Jika sperma dan ovum bertemu akan terjadi fertilisasai
atau pembuahan. Dari pembuahan tersebut akan terbentuk satu sel yang di sebut
zigot yang akan terus membelah menjadi embrio dan akhirnya menjadi individu
baru.
Terjadinya peleburan sperma
dan ovum untuk dapat berlangsungya proses pembiakan bukanlah akhir proses
reproduksi seksual namun sebenarnya merupakan permulaan serangkaian perubahan
yag dikerjakan dengan seksama dan teratur rapi yang akhirnya menghasilkan
spesies yang dewasa. Istilah
perkembangan digunakan untuk menjelaskan perubahan–perubahan ini. Walau pola
yang sebenarnya dari perkembangan tersebut beragam antara spesies-spesies maka
biasanya dapat dibedakan tahapan-tahapan berikut, 1.Pembelahan (Cleavage)
selama tahapan perkembangan ini nukleus zigot menjalani serangkaian pembelahan
mitotik. Nukleus anak yang dihasilkan biasanya dipisahkan dalam sel-sel
terpisah yang berasal dari sitoplasma zigotnya. Selama tahapan ini tidak ada
atau hanya sedikit pertumbuhan. 2.Morfogenesis.
Selama tahapan ini sejumlah sel-sel yang dihasilkan terus membelah diri,
bergerak-gerak dan menata dirinya
menjadi lapisan-lapisan dan kumpulan yang berbeda. Akibatnya
terbentuklah pola. Perkembangan pola inilah yang disebut morfogenesis. 3.Diferensiasi. Akan tetapi, tidak lama
kemudian sel-sel embrio yang sedang berkembang itu mulai mengambil bentuk
struktur dan fungsi khusus yang akan dipunyainya pada saat menjadi dewasa.
Proses ini disebut diferensiasi. Sel-sel yang terdeferensiasi itu tersusun
menjadi jaringan, jaringan menjadi organ dan organ menjadi sistem.
Organisme yang melalui
tiga tahapan diatas disebut embrio. Dan lingkup ilmu yang mempelajari tahapan
diatas disebut embriologi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apakah pengertian dan teori tentang embriologi?
2. Bagaimana tahapan embrio?
3. Sebutkan organ reproduksi pada manusia?
4. Bagaimana proses pembentukan sperma dan ovum?
5. Apa sajakah penyakit tentang sistem reproduksi?
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui pengertian dan tahapan embrio
2. Mengetahui manfaat embriologi
3. Dapat mengidentifikasi struktur dan fungsi sistem
reproduksi laki-laki dan wanita
4. Menjelaskan proses pembentukan sperma dan ovum serta
peristiwa ovulasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Embriologi
Embriologi
ialah ilmu tentang embrio. Embrio atau mudigah ialah makhluk yang sedang dalam
tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh induk (dalam
rahim) atau di luar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh, ialah perubahan dari
bentuk sederhana dan muda sampai jadi bentuk kompleks dan dewasa. Makhluk yang
asalnya terdiri dari satu sel dan hidupnya tergantung kepada parent menjadi makhluk yang terdiri dari
banyak sel yang tersusun atas berbagai jaringan dan alat yang kompleks, dan
yang dapat berdiri sendiri dan sanggup bereproduksi. Jadi Embriologi ialah
salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji perkembangan embrio (janin).
Ada 2 fase utama
pertumbuhan, yaitu prenatal dan postnatal. Prenatal adalah pertumbuhan sejak
telur matang dan dibuahi sampai lahir, sedangkan postnatal adalah pertumbuhan
sejak lahir sampai dewasa. Gabungan pertumbuhan pre- dan post- disebut ontogeny, sedang fase prenatal diliputi
oleh ilmu Embriologi.
2.2 Teori Tentang Embriologi
Teori
pertumbuhan ada 2 yaitu:
1. Teori
preformasi
Berbagai embrio sudah ada
dalam telur telah dan terbentuk sempurna, sebagai miniatur yang terkandung
dalam biji. Teori ini diperkenalkan Marcello
Malpighi (1628 – 1694). Teorinya itu
dimuat berupa karangan dimajalah “Proceeding” yang diterbitkan oleh The Royal
Society of London, dengan judul : “De Ovo Incubato” (perkembangan embrio ayam). Katanya setiap
organ dalam embrio ayam itu sudah terbentuk sempurna dalam telur yang sudah
dibuahi.
Ada dua aliran
kemudian tumbuh dari teori preformasi ini, yaitu:
a.
Aliran ovulisme
Aliran ini berpendapat
bahwa pada ovum terkandung alat-alat dalam bentuk mini, sedangkan spermatozoa
itu hanya untuk merangsang pertumbuhan embrio.
b.
Aliran animalculisme.
Aliran ini berpendapat
bahwa pada spermatozoon terkandung alat mini, dan tubuh wanita hanyalah sebagai
tempat tumbuh.
Terlepas dari kedua aliran di atas, sesungguhnya
Aristoteles (384 – 322 Sebelum Masehi), dalam dua bukunya berjudul “De
Generatione Animalium” dan “De Historia Animalium” sudah lebih maju dari
Malpighi dan agak memenuhi teori modern. Dari pengamatannya terhadap embrio
ayam juga, Aristoteles menarik kesimpulan, bahwa pada embrio sudah ada jantung
dan pembuluh darah; tapi belum ada alat-alat
lain seperti paru-paru. Alat-alat ini tumbuh kemudian.
2.
Teori Epigenesis
Teori ini menyatakan,
bahwa dalam telur tidak ada miniatur alat-alat. Alat-alat itu tumbuh secara
berangsur. Yang memperkenalkan teori ini ialah Caspar Friedrich Wolff (1733 –
1794) Ia mendasarkan teorinya kepada penelitian embriologi. Katanya teori
preformasi tak bisa diakui, karena terbukti usus ayam tidak terbentuk berupa
tabung yang sudah jadi, tapi mula-mula berupa lipatan dari lapisan gepeng yang
masih suatu jaringan pada awal pengeraman. Ia menulis teorinya dalam bukunya
yang berjudul “Theoria Generationis”
3.
Ayat- ayat
dari Al Qur’an
a. Surah Shad ayat 71
Artinya : “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat:
"Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah".
b. Surah Al Hajj ayat 5
Artinya :“Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan
(dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari
tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari
segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami
jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki
sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi,
Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan
umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang
dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila
Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”
c.
Surah Az Zumar ayat 6
Artinya : “Dia menciptakan kamu dari seorang diri Kemudian dia jadikan
daripadanya isterinya dan dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang
berpasangan dari binatang ternak. dia menjadikan kamu dalam perut ibumu
kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. yang (berbuat) demikian itu
adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan yang mempunyai kerajaan. tidak ada Tuhan selain
Dia; Maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”
d. Surah Al Mu’minun ayat 12-14
Artinya : “Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah.Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang
disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu kami jadikan
segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan
segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami
bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik”
.
e. Surah Al Insan ayat 2
Artinya :”Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari setetes mani
yang bercampur[1535] yang kami hendak mengujinya (dengan perintah dan
larangan), Karena itu kami jadikan dia mendengar dan Melihat”.
Dari kelima ayat diatas dapat
diambil kesimpulan bahwa penciptaan manusia berasal dari setetes mani yang
berisi sperma yang kemudian membuahi ovum. Ketika sperma bergabung dengan sel
telur intisari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal sebagai
“zigot” akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya
menjadi “segumpal daging”. Dan dalam Al qur’an disebutkan, mulanya
tulang-tulang terbentuk, dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus
tulang-tulang ini. Kemudian terbentuklah seorang manusia. Singkatnya,
tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana digambarkan dalam Al Qur’an,
benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.
2.3 Tahapan Embriologi
Fase Embrionik yaitu
fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali
dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh
induk betina. Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan
sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi.
Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan
pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi
embrio. Fase embrionik terbagi menjadi 3 fase, yaitu:
1. Fase Murola
1. Fase Murola
Morula adalah suatu
bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses
terbentuknya morula. Dalam fase ini zigot membelah secara mitosis
berturut-turut sehingga menjadi 2, 4, 8, 16 dan akhirnya 32 buah sel.
2. Fase Blastula
2. Fase Blastula
Blastula adalah
bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula
ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang
tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan
Blastosoel.Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada fase blastulla
ditandainya dengan terjadinya pembentukan rongga tubuh dan jaringannya.
3. Fase Gastula
3. Fase Gastula
Gastrula adalah
bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan
mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada
beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi,
berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Pada fase ini terjadi
pembentukan 3 lapisan pada dinding rahim, yaitu ektoderm, mesoderm, dan
endoderm.
Triploblastik yaitu
hewan yang mempunyai tiga lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti
Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik
yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan
endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan
Coelenterata.Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu
proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup. Organ yang dibentuk
ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo
1. Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
2. Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
3. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo
Ciri Tahap Perkembangan Embrio
Pada bulan pertama
(minggu ke-4) perkembangan embrio manusia ditandai dengan alat-alat tubuh yang
cukup penting telah mulai terbentuk dan sudah mulai berfungsi walaupun belum
sempurna. Kaki dan tangan belum terbentuk pada bulan pertama usia kehamilan.
Demikian pula otak janin masih berupa gumpalan darah. Panjang embrio pada usia
kandungan satu bulan sekitar 2.5 sampai 6 mm.
Berikutnya, pada bulan
kedua terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm embrio yang telah
terbentuk kaki dan tangan, alat-alat kelamin bagian dalam, rangka yang masih
berupa tulang rawan, alat-alat bagian muka dan beberapa alat penting yang lain.
Panjang embrio pada usia kandungan 2 bulan adalah antara 25 sampai 40 mm.
Pada
bulan ketiga usia kehamilanan, hampir seluruh alat tubuh secara lengkap telah
terbentuk, termasuk alat kelamin luar. Panjang janin pada fase ini sekitar 70
sampai 100 mm dan dapat dibedakan antara janin laki-laki atau perempuan. Lalu
pada bulan keempat kehamilan seorang wanita, kondisi janin mulai terbentuk
kulit, rambut, kelenjar keringat dan kelopak mata. Gerakan janin sudah terasa
oleh ibunya. Panjang janin saat itu sekitar 145 mm.
Sejak
minggu ke-12 usia kehamilan seorang wanita, janin hanya mengalami pertumbuhan
ke arah membesar dan memanjang hingga menjelang kelahirannya. Pada akhir
trimester pertama, plasenta berkembang untuk menyediakan oksigen, nutrisi dan
pembuangan sampah bayi. Kelopak mata bayi merapat untuk melindungi mata yang
sedang berkembang. Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram.Kepala
bayi membesar dengan lebih cepat daripada yang lain. Badannya juga semakin
membesar untuk mengejar pembesaran kepala.
Minggu
ke-24, paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih menerima oksigen dari
plasenta. Untuk persiapan hidup di luar rahim, paru-paru bayi mulai
menghasilkan surfaktan yang menjaga kantung udara tetap mengembang. Kulit bayi
mulai menebal.
Minggu
ke-25, bayi cegukan. Ini tandanya ia sedang latihan bernafas. Ia menghirup dan
mengeluarkan air ketuban. Jika air ketuban yang tertelan terlalu banyak, ia
akan cegukan. Tulang bayi semakin mengeras dan bayi menjadi bayi yang semakin
kuat. Saluran darah di paru-paru bayi sudah semakin berkembang. Garis disekitar
mulut bayi sudah mulai membentuk dan fungsi menelan sudah semakin membaik.
Indera penciuman bayi sudah semakin membaik karena di minggu ini bagian hidung
bayi (nostrils) sudah mulai berfungsi. Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram
dengan tinggi badan 34-37 cm.
Minggu
ke-26, bayi sudah bisa mengedipkan matanya selain itu retina matanya telah
mulai terbentuk. Aktifitas otaknya yang berkaitan dengan pendengarannya dan
pengelihatannya sudah berfungsi, bunda dapat memulai memperdengarkan lagu yang
ringan dan mencoba untuk memberi cahaya lebih disekitar perut, mungkin bunda
akan merasakan anggukan kepala si kecil. Berat badan bayi sudah mencapai
750-780gram, sedangkan tingginya 35-38 cm.
Minggu pertama trimester ketiga (Minggu ke-27), paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu pertama trimester ketiga (Minggu ke-27), paru-paru, hati dan sistem kekebalan tubuh masih harus dimatangkan. Namun jika ia dilahirkan, memiliki peluang 85% untuk bertahan. Indra perasa mulai terbentuk. Bayi juga sudah pandai mengisap ibu jari dan menelan air ketuban yang mengelilinginya. Berat umum bayi 870-890 gram dengan tinggi badan 36-38 cm.
Minggu
ke-28 beratnya 1100 gram dan panjangnya 25 cm. Otak bayi semakin berkembang dan
meluas. Lapisan lemak pun semakin berkembang dan rambutnya terus tumbuh. Lemak
dalam badan mulai bertambah. Walaupun gerakan bayi sudah mulai terbatas karena
beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai bisa berkedip bila
melihat cahaya melalui dinding perut ibunya. Kepalanya sudah mengarah ke bawah.
Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil
kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
Minggu
ke-29 kelenjar adrenalin bayi mulai menghasilkan hormon seperti androgen dan
estrogen. Hormon ini akan menyetimulasi hormon prolaktin di dalam tubuh ibu
sehingga membuat kolostrum (air susu yang pertama kali keluar saat menyusui).
Sensitifitas dari bayi semakin jelas, bayi sudah bisa mengidentifikasi
perubahan suara, cahaya, rasa dan bau. Selain itu otak bayi sudah bisa
mengendalikan nafas dan mengatur suhu badan dari bayi. Postur dari bayi sudah
semakin sempurna sebagai seorang manusia, berat badannya 1100-1200 gram, dengan
tinggi badan 37-39 cm.
Minggu
ke-30 lemak dan berat badan bayi terus bertambah sehingga bobot bayi sekarang
sekitar 1400 gram dan panjangnya 27 cm. Karena ia semakin besar, gerakannya
semakin terasa. Mata indah bayi sudah mulai bergerak dari satu sisi ke sisi
yang lain dan dia sudah mulai belajar untuk membuka dan menutup matanya. Saat
ini waktu yang terbaik bagi bunda untuk menyenteri perut dan menggerak-gerakan
senter tersebut maka mata bayi sudah bisa mengikuti ke arah mana senter
tersebut bersinar.cairan ketuban (amniotic fluid) di rahim bunda semakin
berkurang. Kini si kecil pun sudah mulai memproduksi air mata. Berat badan bayi
1510-1550 gram, dengan tinggi 39-40 cm.
Minggu
ke-31, plasenta masih memberikan nutrisi yang dibutuhkan bayi. Aliran darah di
plasenta memungkinkan bayi menghasilkan air seni. Ia berkemih hampir sebanyak
500 ml sehari di dalam air ketuban. Perkembangan fisik bayi sudah mulai
melambat pada fase ini, hanya berat badan bayilah yang akan bertambah. Selain
itu lapisan lemak akan semakin bertambah dibawah jaringan kulitnya. Tulang pada
tubuh bayi sudah mulai mengeras, berkembang dan mulai memadat dengan zat-zat
penting seperti kalsium, zat besi, fosfor. Berkebalikan dengan
perkembangan fisiknya, pada fase ini perkembangan otaknyalah yang berkembang
dengan sangat pesat dengan menghasilkan bermilyar sel. Apabila diperdengarkan
musik, bayi akan bergerak. Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi 41-43
cm.
Minggu
ke-32, jari tangan dan kaki telah tumbuh sempurna, begitu pula dengan bulu
mata, alis dan rambut di kepala bayi yang semakin jelas. Lanugo yang menutupi
tubuh bayi mulai rontok tetapi sebagian masih ada di bahu dan punggung saat
dilahirkan. Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm, kemampuan untuk bertahan
hidup di luar rahim sudah lebih baik apabila di dilahirkan pada minggu ini.
Kulit bayi semakin merah, kelopak matanya juga telah terbuka dan system
pendengaran telah terbentuk dengan sempurna. Kuku dari jari mungil tangan dan
kaki si kecil sudah lengkap dan sempurna. Rambutnya pun semakin banyak dan
semakin panjang. Bayi sudah mulai bisa bermimpi,
Minggu
ke-33, bayi telah memiliki bentuk wajah yang menyerupai ayah dan ibunya. Otak
bayi semakin pesat berkembang. Pada saat ini juga otak bayi sudah mulai bisa
berkoordinasi antara lain, bayi sudah menghisap jempolnya dan sudah bisa
menelan. Walaupun tulang-tulang bayi sudah semakin mengeras tetapi otot-otot
bayi belum benar-benar bersatu. Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi
badan sekitar 43-45 cm.
Minggu
ke-34, bayi berada di pintu rahim. Bayi sudah dapat membuka dan menutup mata
apabila mengantuk dan tidur, bayi juga sudah mulai mengedipkan matanya. Tubuh
bunda sedang mengirimkan antibodi melalui darah bunda ke dalam darah bayi yang
berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuhnya dan proses ini akan tetap terus
berlangsung bahkan lebih rinci pada saat bunda mulai menyusui.
Minggu
ke-35, pendengaran bayi sudah berfungsi secara sempurna. Lemak dari tubuh bayi
sudah mulai memadat pada bagian kaki dan tangannya, lapisan lemak ini berfungsi
untuk memberikan kehangatan pada tubuhnya. Apabila bayi bunda laki-laki maka di
bulan ini testisnya telah sempurna. Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan
tinggi badan sekitar 45-47 cm.
Minggu
ke-36, kulit bayi sudah semakin halus dan sudah menjadi kulit bayi. Lapisan
lemak sudah mulai mengisi bagian lengan dan betis dari bayi. Ginjal dari bayi
sudah bekerja dengan baik dan livernya pun telah memproduksi kotoran. Saat ini
paru-paru bayi sudah bekerja baik bahkan sudah siap bertemu dengan mama dan
papa. Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi badan 47-48 cm
Minggu
ke-37, kepala bayi turun ke ruang pelvik. Bentuk bayi semakin membulat dan
kulitnya menjadi merah jambu. Rambutnya tumbuh dengan lebat dan bertambah 5cm.
Kuku terbentuk dengan sempurna. Bayi sudah bisa melihat adanya cahaya diluar
rahim. Bayi sedang belajar untuk melakukan pernafasan walaupun pernafasannya
masih dilakukan di dalam air. Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram,
dengan tinggi 48-49 cm
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan. Secara normal, lama masa kandungan manusia adalah 9 bulan lebih 10 hari. Pada waktu bayi lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru sehingga aliran darah dari plasenta terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali dengan tangisan.
Minggu ke-38 hingga minggu ke-40, proses pembentukan telah berakhir dan bayi siap dilahirkan. Secara normal, lama masa kandungan manusia adalah 9 bulan lebih 10 hari. Pada waktu bayi lahir, ia segera bernafas dengan paru-paru sehingga aliran darah dari plasenta terhenti. Pernafasan tersebut biasanya diawali dengan tangisan.
2.4
Kelainan Pada Embrio
Kelainan Perkembangan
Embrio
Pada saat proses perkembangan embrio juga sering terdapat kelainan yang disebut kelainan perkembangan. Orang yang memiliki kelainan biasanya akan terlihat sejak lahir sehingga disebut juga kelainan bawaan atau anomaly congenital ataupun malformasi congenital.
a). Definisi Malformasi congenital adalah abnormalitas (kelainan) anatomi pada waktu di lahirkan.
b). Definisi Aneuploidi yaitu berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom dari 46, yaitu hipodiplodi (biasanya 45) atau hiperdiplodi (biasanya 47-49).
c). Definisi Poliplodi yaitu perubahan jumlah kromosom yang kelipatan dari N.
B. Kelainan Struktur Kromosom
Kebanyakan kelainan struktur kromosom di sebabkan factor lingkungan seperti oleh radiasi, bahan kimia, virus. Berbagai kelainan yang dikenal sebagai berikut:
a) Kromosom cincin tipe lain dari dilesi yaitu jedua ujung kromosom yang berlawanan patah, dan ujung-ujung yang tersisa bersatu dan membentuk cincin.
b) Mosaik terjadi bila pada seseorang di dalam tubuhnya mengandung berbagai campuran kariotip baik autosom maupun kromosom seks.
c) Malformasi disebabkan mutasi gen di perkiraan 10-15% malformasi kongenital disebabkan adanya gen-gen mutan (Nelson, 1969). Walaupun banyak gen yang mengalalmi mutasi, kebanyakan gen ini tidak menyebabkan kelainan kongenita, seperti misalnya fenilketonuria, yang bersifat di turunkan secara resesif autosom.
Pada saat proses perkembangan embrio juga sering terdapat kelainan yang disebut kelainan perkembangan. Orang yang memiliki kelainan biasanya akan terlihat sejak lahir sehingga disebut juga kelainan bawaan atau anomaly congenital ataupun malformasi congenital.
a). Definisi Malformasi congenital adalah abnormalitas (kelainan) anatomi pada waktu di lahirkan.
b). Definisi Aneuploidi yaitu berkurang atau bertambahnya jumlah kromosom dari 46, yaitu hipodiplodi (biasanya 45) atau hiperdiplodi (biasanya 47-49).
c). Definisi Poliplodi yaitu perubahan jumlah kromosom yang kelipatan dari N.
B. Kelainan Struktur Kromosom
Kebanyakan kelainan struktur kromosom di sebabkan factor lingkungan seperti oleh radiasi, bahan kimia, virus. Berbagai kelainan yang dikenal sebagai berikut:
a) Kromosom cincin tipe lain dari dilesi yaitu jedua ujung kromosom yang berlawanan patah, dan ujung-ujung yang tersisa bersatu dan membentuk cincin.
b) Mosaik terjadi bila pada seseorang di dalam tubuhnya mengandung berbagai campuran kariotip baik autosom maupun kromosom seks.
c) Malformasi disebabkan mutasi gen di perkiraan 10-15% malformasi kongenital disebabkan adanya gen-gen mutan (Nelson, 1969). Walaupun banyak gen yang mengalalmi mutasi, kebanyakan gen ini tidak menyebabkan kelainan kongenita, seperti misalnya fenilketonuria, yang bersifat di turunkan secara resesif autosom.
Kelainan
juga dapat terjadi pada umumnya oleh karena terjadi kelainan pada pembentukan
selaput atau kantung embrio. Bila pemisahan discus embrio (blastodisk) tidak
sempurna atau masih muda ada bagian yang bersatu, yang kemudian berkembang
lebih lanjut menjadi kembar melekat atau dikenal pula sebagai kembar siam.
2.5
Pengertian Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi adalah sekelompok struktur terorganisir
yang memungkinkan penciptaan, atau reproduksi, kehidupan baru bagi kelanjutan
spesies. Reproduksi manusia adalah seksual, yang berarti bahwa baik laki-laki
dan seorang perempuan memberikan kontribusi materi genetik dalam pembentukan
individu baru. Selama pubertas, biasanya terjadi antara usia sembilan dan empat
belas, sistem reproduksi dari kedua jenis kelamin dewasa. Ovarium melepaskan
sel telur dari perempuan (sel kelamin perempuan) dan testis laki-laki
memproduksi sperma (sel kelamin laki-laki). Reproduksi terjadi ketika sperma
bertemu dengan telur, proses yang disebut pembuahan
2.6
Reproduksi Pria dan Pembentukan Sperma
Pria memiliki serangkaian alat reproduksi dan di dalam alat ini berlangsung
pula proses pembentukan sperma. Dalam proses pembentukan sperma tidak lepas
dari peran hormon-hormon seksual.
A. Alat Reproduksi Pria
A. Alat Reproduksi Pria
Alat reproduksi pria dibedakan menjadi dua, yaitu alat kelamin bagian luar
dan alat kelamin bagian dalam. Alat kelamin bagian luarterdiri atas penis dan
skrotum. Di dalam skrotum terdapat testis yang merupakan alat kelamin bagian
dalam dan tidak tampak dari luar.
Penis berfungsi sebagai alat koitus (persetubuhan). Pada alat ini terdapat
saluran ejakulasi yang berperan menyemprotkan semen hingga masuk dalam uretra
dan disalurkan ke luar. Saluran uretra juga berfungsi menyalurkan urine dan
dikeluarkan melalui lubang kecil di ujung penis.
Pada saat ejakulasi, otot yang terdapat pada tempat keluarnya urine menutup
sehingga urine tidak keluar bersama semen.
Skrotum merupakan kulit luar pembungkus testis. Skrotum berfungsi menjaga
temperatur testis saat pembentukan sperma. Apabila temperatur terlalu tinggi,
skrotum akan mengendor dan apabila temperatur menurun, skrotum mengerut.
Di dalam testis terdapat saluran halus yang merupakan tempat pembentukan
sperma, disebut tubulus seminiferus. Dinding tubulus seminiferus tersusun dari
jaringan epitelium dan jaringan ikat. Di dalam jaringan epitelium terdapat sel
induk spermatozoa (spermatogen) dan sel sertoli. Sel sertoli berfungsi memberi
nutrisi pada sperma. Di antara tubulus seminiferus terdapat sel-sel
interstisiil yang menghasilkan hormon testosteron dan hormon kelamin jantan
lainnya.
B. Proses Pembentukan Sperma
B. Proses Pembentukan Sperma
Pembentukan sperma berlangsung di dalam testis. Proses pembentukan atau
pemasakan sperma ini disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis berawal dari sel spermatogonia yang terdapat pada dinding
tubulus seminiferus. Setiap spermatogonia yang mengandung 23 pasang kromosom,
mengalami pembelahan mitosis menghasilkan spermatosit primer yang juga
mengandung 23 pasang kromosom. Spermatosit primer ini kemudian mengalami
pembelahan meiosis pertama menghasilkan 2 spermatosit sekunder yang haploid.
Kemudian tiap spermatosit sekunder membelah lagi secara meiosis (meiosis kedua)
menghasilkan 2 spermatid yang juga haploid. Spermatid kemudian berdiferensiasi
menjadi sperma yang telah masak. Sperma ini bersifat haploid.
Sperma yang telah masak mempunyai sifat motil, karena sperma dilengkapi
mikrotubulus. Sperma yang matang ini mempunyai tiga bagian, yaitu bagian
kepala, bagian tengah (mid piece), dan bagian ekor.
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum
1) Bagian kepala mengandung inti sel (nukleus) yang haploid dan bagian ujungnya mengandung akrosom yang berisi enzim hialuronidase dan proteinase yang berperan membantu menembus lapisan yang melindungi sel telur.
2) Bagian tengah mengandung mitokondria yang berperan dalam pembentukan energi yang digunakan untuk pergerakan ekor sperma.
3) Bagian ekor, sebagai alat gerak sperma agar dapat mencapai ovum
Produksi sperma dipengaruhi hormon Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan
Luteinizing Hormon (LH). Produksi sperma bersamaan dengan produksi hormon
testosteron. Hormon inilah yang mengendalikan produksi FSH dan LH.
Hormon yang Dihasilkan Oleh Kelenjar Endokrin
Kelenjar Endokrin dan
Hormon-Hormon yang Dihasilkan
|
Jaringan yang Dituju
|
Fungsi
|
Hipotalamus
|
||
- Hormon gonadotropin
|
Hipofisis anterior
|
MerMerangsang pengeluaran FSH
(Follicle Stimulating Hormone),LH (LuteinizingHormone), dan hormon tumbuh
(GrowthHormone).
|
Hipofisis anterior
|
||
a) FSH
|
Testis
|
MeMerangsang sel-sel sertoli
pada tubulus seminiferus pada testis untuk mengubah sel-sel spermatid menjadi
sperma (proses spermatogenesis).
|
b) LH
|
Testis
|
Merangsang sel-sel leydig
(sel-sel interstisiil) untuk menghasilkan testosteron.
|
c) Hormon tumbuh
|
Testis
|
MeMemacu agar memulai
pembelahan spermatogonia.
|
Testis
|
||
- Testosteron
|
Seluruh tubuh
|
- Pada
janin merangsang perkembangan organ seks primer.
- Masa
pubertas mempengaruhi pertumbuhan alat reproduksi dan ciri-ciri kelamin
sekunder(suara, kejantanan, pertumbuhan rambut, dan kematangan seksual).
-
Dewasa berperan dalam memelihara ciri-ciri kelamin sekunder dan mendorong
terjadinya spermatogenesis.
|
Seorang pria mulai memproduksi sperma apabila testisnya telah menghasilkan
hormon testosteron. Hormon inilah yang akan memacu testis untuk memproduksi
sperma. Dimulainya produksi hormon testosteron menandakan pria tersebut
mengalami pubertas. Pubertas ditandai dengan munculnya ciri-ciri sekunder pada
pria. Seperti pada wajah tumbuh kumis, jambang, tumbuh rambut di ketiak dan di
sekitar alat kelamin.
Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi seorang pria. Secara
psikologis seorang pria menunjukkan sifat-sifat maskulin, di antaranya
mempunyai kecenderungan untuk melindungi, cenderung berpikir logis, tidak
mengedepankan perasaan, cenderung cuek, dan cenderung diam dan menarik diri
dari lingkungan apabila sedang menghadapi masalah.
Secara biologis seorang pria yang telah puber akan mengalami "mimpi
basah". Mimpi basah dapat terjadi karena pria memproduksi sperma setiap
harinya. Sperma ini tidak harus selalu dikeluarkan, sebagian sperma akan
diserap oleh tubuh dan dikeluarkan melalui cairan keringat, kotoran cair, dan
kotoran padat. Sperma bisa dikeluarkan melalui proses yang disebut ejakulasi,
yaitu keluarnya sperma melalui penis. Ejakulasi terjadi secara alami (tidak
disadari oleh remaja pria) melalui mimpi basah.
Seorang pria yang telah pubertas harus mampu memelihara kesehatan dengan
menjaga kebersihan pribadi dan alat reproduksinya. Demikian juga secara
religius seorang yang sudah mengalami pubertas harus semakin meningkatkan
pemahaman agamanya serta mendekatkan diri kepada Tuhan agar tidak terjerumus
kepada pergaulan bebas yang akan merugikan masa depannya.
2.7
Reproduksi Wanita dan Pembentukan Ovum
Sistem reproduksi wanita tersusun atas serangkaian alat reproduksi yang
juga menjadi tempat berlangsungnya pembentukan ovum, fertilisasi, kehamilan,
dan persalinan. Simak materi berikut untuk memahami lebih lanjut.
A. Alat Reproduksi Wanita
A. Alat Reproduksi Wanita
Seperti halnya pria, alat reproduksi wanita terdiri atas alat kelamin luar
dan alat kelamin dalam. Bagian luar alat kelamin terdiri atas labia mayora yang
merupakan bibir luar vagina berukuran besar tampak tebal berlapis lemak.
Pertemuan antara kedua labia mayora dibagian atas disebut mons veneris. Di
dalam labia mayora terdapat tonjolan kecil yang disebut klitoris. Sebelah dalam
labia mayora terdapat labia minora yang merupakan lipatan kulit yang halus,
tipis, dan tidak dilapisi lemak. Tepat di bawah klitoris terdapat orificium
urethrae yang merupakan muara saluran kencing. Di bawah saluran kencing ini
terdapat himen (selaput dara) yang mengelilingi lubang masuk ke vagina.
Alat kelamin wanita bagian dalam terdiri atas ovarium (indung telur),
oviduk (tuba fallopii), rahim (uterus), dan vagina. Ovarium berjumlah sepasang
yang terletak di rongga perut kanan dan kiri. Di dalam ovarium terdapat
folikel-folikel. Tiap folikel terdapat satu sel telur. Folikel ini berfungsi
menyediakan nutrisi dan melindungi perkembangan sel telur.
Oviduk merupakan saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim (uterus).
Saluran ini berjumlah sepasang. Ujungnya berbentuk corong berjumbai-jumbai
(fimbriae) yang berfungsi menangkap ovum. Setelah ovum ditangkap oleh fimbriae,
kemudian diangkut oleh tuba fallopii (bagian oviduk yang menyempit) dengan
gerak peristaltik sepanjang dinding tuba yang bersilia menuju uterus.
Uterus merupakan ruangan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Uterus
hanya terdiri atas satu ruang (simpleks) yang berotot tebal. Pada wanita yang
belum pernah melahirkan, ukuran uterus biasanya memiliki panjang 7 cm dan lebar
4-5 cm. Uterus bagian bawah menyempit disebut serviks uteri, sedangkan bagian
tengah yang berukuran lebar disebut corpus uteri (badan rahim).
Uterus tersusun atas tiga lapisan, yaitu perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Endometrium menghasilkan banyaklendirdan mengandung banyakpembuluh
darah. Lapisan inilah yang mengalami penebalan dan akan mengelupas setiap
bulannya apabila tidak ada implantasi zigot di dalam uterus.
Vagina merupakan sebuah tabung berlapiskan otot yang membujur ke arah
belakang dan atas. Dinding vagina lebih tipis dari dinding uterus dan lebih
banyak terdapat lipatan-lipatan. Keadaan ini bermanfaat untuk mempermudah
jalannya kelahiran bayi. Di dalam vagina terdapat lendiryang dihasilkan oleh
dinding vagina serta kelenjar bartholini.
B. Proses Pembentukan Ovum
B. Proses Pembentukan Ovum
Proses pembentukan ovum disebut oogenesis. Perhatikan Gambar 10.9. Proses
ini terjadi di dalam ovarium. Sejak masa embrio hingga dewasa, oogonia (sel
induk telur) di dalam ovarium mengalami perkembangan. Oogonium pada masa embrio
ini memperbanyak diri secara mitosis membentuk oosit primer. Saat embrio
berusia 6 bulan, oosit primer mengalami meiosis I dan berhenti pada fase
profase. Kemudian oosit primer ini berhenti membelah hingga masa pubertas.
Saat wanita mengalami pubertas, hipofisis akan menghasilkan Follicle
Stimulating Hormone (FSH) dan oosit primer melanjutkan proses meiosis I.
Pembelahan meiosis ini menghasilkan dua sel yang ukurannya tidak sama. Sel yang
berukuran besar disebut oosit sekunder dan yang kecil disebut badan
polarpertama. Perhatikan Gambar10.8. Oosit sekunder dikelilingi oleh folikel.
Di bawah pengaruh FSH, folikel-folikel ini membelah berkali-kali dan membentuk
folikelde Graaf (folikel yang sudah masak) yang di antaranya mempunyai rongga.
Selanjutnya, sel-sel folikel memproduksi estrogen yang merangsang hipofisis
untuk menyekresikan Luteinizing Hormone (LH). LH berfungsi memacu terjadinya
ovulasi. Saat menjelang ovulasi ini, meiosis I selesai. Oosit sekunderdan badan
polarpertama melanjutkan pembelahan dengan melakukan meiosis II dan berhenti
pada metafase II. Selanjutnya, oosit sekunder dilepas dari ovarium dan
ditangkap oleh fimbriae dan dibawa ke oviduk. Pelepasan oosit sekunder di
ovarium dikenal dengan istilah ovulasi. LH membuat sel-sel folikel berkembang
menjadi korpus luteum.
Korpus luteum memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Hormon
progesteron akan menghambat LH yang memungkinkan bertahannya korpus luteum.
Jadi, pada saat ovulasi, yang dilepas bukan ovum tetapi oosit sekunder pada
tahap metafase II.
Jika terjadi pembuahan oleh spermatozoa, oosit sekunder dan badan polar
pertama akan melanjutkan tahapan meiosis II. Pembelahan oosit sekunder
menghasilkan 1 ootid dan 1 badan polar kedua, sedangkan badan polar pertama
akan menghasilkan dua badan polar kedua. Saat akan terjadi pembuahan, ootid berdiferensiasi
membentuk ovum, dan tiga badan polar yang menempel pada ovum akan mengalami
degenerasi.
Sel telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi akan menuju uterus. Sementara
itu, hormon progesteron dihasilkan dan akan mempengaruhi penebalan dinding uterus
sehingga siap terjadi implantasi. Jika sel telur ini tidak dibuahi akan luruh
dan dikeluarkan sebagai menstruasi (haid) bersama jaringan yang terbentuk pada
dinding uterus.
Terjadinya menstruasi pertama menandakan seorang wanita mengalami pubertas.
Pubertas selain ditandai dengan menstruasi juga ditandai dengan aktifnya hormon
seksual pada wanita. Hormon inilah yang memacu perubahan fisik pada wanita dan
terjadinya menstruasi. Perubahan fisik tersebut di antaranya tumbuhnya
payudara, pinggul mulai melebar dan membesar, serta tumbuh rambut di ketiak dan
kemaluan.
Selain fisik, pubertas juga mempengaruhi psikologi wanita. Secara
psikologis seorang wanita yang sudah memasuki masa pubertas akan menunjukkan
sifat feminin, di antaranya senang berdandan, cenderung mengedepankan perasaan,
sehingga perasaannya mudah tersentuh. Apabila sedang menghadapi suatu masalah,
wanita akan cenderung mencari seorang teman untuk mencurahkan permasalahannya.
Pada wanita terdapat siklus menstruasi.
Pada wanita terdapat siklus menstruasi.
Siklus ini berkaitan dengan pembentukan sel telur dan pembentukan
endometrium. Siklus menstruasi pada umumnya berlangsung selama 28 hari, tetapi
ada juga yang berlangsung 21 hari bahkan 30 hari. Perbedaan siklus ini
dipengaruhi oleh hormon-hormon reproduksi. Siklus menstruasi pada wanita
terdiri dari empat fase sebagai berikut.
1-5 hari
Fase Menstruasi
1-5 hari
Fase Menstruasi
Menurunnya progesteron dan estrogen menyebabkan pembuluh darah pada
endometrium menegang, sehingga menyebabkan suplai oksigen menurun. Karena tidak
terjadi kehamilan maka endometrium mengalami degenerasi yang ditandai dengan
luruhnya sel-sel pada dinding uterus, pecahnya pembuluh darah dalam
endometrium, menyebabkan darah dan sel-sel tersebut keluar melalui vagina.
Peristiwa ini disebut menstruasi. Menstruasi berlangsung antara 5-7 hari.
6-10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
6-10 hari
Fase Folikuler (Fase Reperasi)
Terjadi proses penyembuhan akibat pecahnya pembuluh darah. Fase ini
dipengaruhi oleh hormon estrogen yang dihasilkan oleh folikel. Hormon ini
merangsang pertumbuhan endometrium yaitu dengan mempertebal lapisan endometrium
dan membentuk pembuluh darah serta kelenjar.
11-18 hari
Fase Fertil
Meningkatnya hormon estrogen dapat memacu dihasilkannya LH. Apabila LH
meningkat, maka folikel memproduksi progesteron. Hormon-hormon ini berperan
mematangkan folikel dan merangsang terjadinya ovulasi yaitu lepasnya ovum dari
ovarium. Ovum ini bergerak sepanjang tuba fallopii. Pada saat seperti ini,
wanita tersebut dalam masa fertil atau subur sehingga ovum siap dibuahi.
19-28 hari
Fase Luteal
19-28 hari
Fase Luteal
Pada saat ovulasi, folikel Graaf pecah berubah menjadi korpus rubrum yang
mengandung banyak darah. Adanya LH menyebabkan korpus rubrum berubah menjadi
korpus luteum (badan kuning) untuk menghasilkan hormon progesteron yang
berfungsi mempersiapkan endometrium menerima embrio. Pada saat ini endometrium
menjadi tebal dan lembut, serta dilengkapi banyak pembuluh darah. Jika tidakada
kehamilan, korpus luteum berdegenerasi menjadi korpus albikans sehingga
progesteron dan estrogen menurun bahkan hilang.
|
|
|
2.8 Penyakit Pada Sistem
Reproduksi
1. Gonorea
Penyakit ini
lazim disebut dengan kencing nanah. Penyebabnya adalah bakteri Neisseria
Gonorrheae. Ia ditularkan melalui prilaku seks yang bebas dan menyimpang.
Gejalanya adalah keluarnya cairan berwarna putih yang disertai dengan rasa yang
nyeri pada saat buang air kecil
2. Sifilis (Rasa Singa)
Penyakit ini disebabkan
bakteri bernama Treponema Pallium yang didapatkan seseorang melalui hubungan
seksual, luka mikroskopis dan juga trasfusi darah.
3. Herpes Genital
Genital herpes
biasanya menyebabkan sakit, benjolan pada kulit, mucous membranes (misalnya
mulut atau bibir), atau alat kelamin. Lokasi ini tergantung pada tempat kontak
dilakukan pada saat transmisi. Menyembuhkan luka-crust dengan pembentukan
berkeropeng, yang menunjukan dari herpes. Banyak orang dengan penyakit berulang
sakit di daerah infeksi bahkan sebelum blisters atau ulcers dapat dilihat.
Sakit ini disebabkan oleh iritasi dan peradangan pada saraf yang mengarah ke
daerah kulit yang terkena. Ini adalah tanda bahwa penyakit untuk memulai.
Seseorang pada saat ini sangat menular, meskipun kulit masih tampak normal.
4.
Klamidia
Klamidia adalah
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
yang ditularkan melalui kontak seksual. Ini adalah penyakit menular seksual
yang paling umum. Klamidia dapat menginfeksi penis, vagina, leher rahim, dubur,
saluran kencing, mata, atau tenggorokan
5. Trikoniasis
Trikomoniasis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh serangan protozoa
parasit Trichomonas vaginalis.
Trichomoniasis merupakan infeksi yang biasanya menyerang saluran genitourinari;
uretra adalah
tempat infeksi yang paling umum pada laki-laki, dan vagina adalah
tempat infeksi yang paling umum pada wanita. Penggunaan kondom dapat
menolong mencegah penyebaran trikomoniasis.
6. Kutil Kelamin
Penyakit ini disebabkan oleh Human Papillomavirus
(HPV) hanya menyerang bagian genital, anus dan mulut. Kutil kelamin memiliki bentuk seperti
kutil lain yang biasa tumbuh pada bagian tubuh. Kering, memiliki tekstur yang
kasar, berwarna ungu atau merah muda. Kutil yang tidak ditangani di dengan
benar bisa mekar dan berkembang.
7.
HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune
Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom) yang
timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV;[1]
atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain).
Virusnya sendiri
bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang
memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan
menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun
penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun
penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
Reproduksi manusia secara
vivipar (melahirkan anak) dan fertilisasinya secara internal (di dalam tubuh),
oleh karena itu memiliki alat-alat reproduksi yang mendukung fungsi tersebut.
Alat-alat reproduksi tersebut dibagi menjadi alat reproduksi bagian dalam dan
alat reproduksi bagian luar yang masing-masing alat reproduksi tersebut telah
disebutkan dan dijelaskan dalam makalah ini. Selain itu dalam makalah ini juga
membahas sedikit tentang proses terjadinya gametosis dan oogenesis. Maka
kesimpulan akhir dari makalah ini adalah reproduksi bertujuan untuk
mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami banyak berharap para pembaca
sudi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
-
0 komentar:
Posting Komentar