MAKALAH
PROFESI
PERAWAT DALAM ISLAM
Disusun Oleh :
1.
Indah
Puspa Pratiwi
2.
Yuliyanita
3.
Rima
Wulandari
4.
Eneng
Firasati Lailiya
5.
Widya
Marwah
6.
Lisnawati
7.
Elya
Nuraeni
8.
Nurmalia
9.
Aida
Fitria Qisti
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA
SUKABUMI
Jalan Babakan Sirna No. 25 Kota
Sukabumi
2013
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kami panjatkan
kepada Allah SWT atas berkat berkat dan rahmatnya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini terdiri dari pokok pembahasan mengenai
konsep dasar “Profesi Perawat Dalam Islam”. Setiap pembahasan di bahas secara
sederhana sehingga mudah dimengerti.
Kami
sadar, sebagai mahasiswi yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan dalam
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan
makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Sukabumi,
Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Judul
halaman ...................................................................................................
KATA
PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ..................................................................................................... iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan
................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Profesi perawat
dalam islam ......................................................................... 2
2.2 Perawat sebagai
profesi ................................................................................ 22
2.3 Ruang lingkup
asuhan keperawatan menurut tuntunan ajaran islam ............ 27
2.4 Pendekatan holistic
dalam asuhan keperawatan ...........................................
2.5 Peranan perawat
dalam membimbing klien yang sakit .................................
BAB
III PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................... 29
Daftar
Pustaka
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Di era
modernisasi seperti sekarang ini, dimana aktivitas kehidupan manusia yang
semakin padat, baik itu seorang pelajar, mahasiswa, pekerja keras, dan berbagai
aktivitas lainnya yang dapat memporsir waktu, sehinnga tak jarang di antara
mereka kurang memperhatikan kestabilan kesehatan tubuh mereka dan tanpa mereka
sadari dan rasakan secara langsung, suatu rasa sakit atau penyakit serta
penurunan kekebalan tubuh diam- diam menyerang mereka.
Oleh sebab
itu, dibutuhkan berbagai profesi kesehatan dalam membantu mengatasi dan
menangani kesehatan masyarakat yang mulai meranggas dan meresahkan, termasuk
perawat.
Akan tetapi,
perlu kita ketahui bersama bahwa tidak semua pekerjaan menangani kesehatan
seseorang adalah sebuah profesi, contohnya: dukun beranak, dapat membantu
seorang ibu melahirkan tanpa memiliki bekal lab skill sebagai seorang bidan
ataupun perawat.
Suatu
pekaerjaan membutuhkan status profesi agar ia dapat bertindak secara
professional dan terarah sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Tapi tidak
semua orang yang telah mendapatkan status profesi juga dapat bertindak secara
professional.
Sebuah
pekerjaan penanganan kesehatan yang tidak memiliki status profesi akan merasa
bahwa segala tindak-tanduk yang dilakukannya untuk menangani kesehatan idak
perlu dilakukan secara maksimal dengan bekal pengetahuan standar atau sekedar
aji mumpung, sehingga ini bukan malah mengatasi masalah kesehatan, akan tetapi
menambah penyakit baru.
Masalah
kesehatan masyarakat merupakan sasaran dan objek utama oleh para profesi
kesehatan. Oleh karena itu, penanganannya tidak boleh sembrono dan asal-asalan.
Para profesi kesehatan harus memiliki lab skill yang terpondasi dengan baik
sebelum mereka turun menangani, hingga hal ini dapat membantu masyarakat
mendapatkan kestabilan kesehatan mereka kembali.
Perawat,
merupakan penangan kesehatan kedua setelah dokter. Akan tetapi perlu kita
ketahui bahwa perawat bukanlah seorang pembantu dokter karena perawat memiliki
kode etik dan standar asuhan keperwatan yang jelas dan terarah.
Perawat,
sebuah profesi dimana tugasnya adalah mendampingi dan melayani klien dengan
baik, efektif dan professional selama 24 jam, harus dapat bertindak secara
professional dan mengetahui karakteristik profesi yang dilakoninya. Oleh sebab
itu, terbentukalah kode etik dan standar asuhan keperawatan yang menjadi
bekal dan modal penentu, pengarah dalam menjalankan tugasnya.
1.2 Rumusan
masalah
1.3 Tujuan
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
Profesi Perawat dalam Islam
Islam menaruh perhatian
yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan, guna menolong orang
yang sakit dan untuk meningkatkan kesehatan. Karena kesehatan merupakan modal
untuk menjalani aktivitas, seperti bekerja, beribadah, dan aktivitas lainnya.
Ajaran islam selalu menekankan setiap orang untuk menjaga kesehatan dan memakan
makanan yang baik dan halal untuk menunjukan bahwa Islam mendukung kesehatan,
sebab makanan merupakan salah-satu penentu sehat atau tidaknya seseorang.
Profesi keperawatan dalam islam
adalah dipandang sebagai profesi yang mulia.akan tetapi hal itu berlaku apabila
asuhan keprawatan yang dilakukan sesuai dengan syari’ah islam,yaitu dengan
memperhatikan kaidah-kaidah dan aturan-aturan dalam islam.dalam Al-Qur’an
disebutkan bahwa:
”bertolong-tolonglah kamu dalam hal kebaikan,dan
janganlah kamu bertolong-tolong dalam hal keburukan atau kejahatan”.
dari ayat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
Al-Qur’an menganjurkan untuk membantu orang orang yang sedang kesulitan dalam
hal ini adalah pada keadaan sakit.seperti yang dicontohkan oleh rufaidah di
zaman Rasulullah Saw.sebagai perumpamaan dalam penerapan asuhan keperawatan
yang sesuai dengan aturan-aturan yang ada dalam islam.misalnya adalah bagaimana
cara bersuci dan shalat bagi pasien yang sedang sakit.
Allah berfirman dalam surat Al-baqarah ayat 185:
“artinya : allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”(QS.Al-baqarah;185)
Seperti
telah difirmankan Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 168, 172 :
“Wahai sekalian manusia, makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat dibumi. Wahai orang-orang
yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang kami rezeki kepadamu” (Q.S
Al-Baqarah: 168,172).
Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi
Islam untuk mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal
kesehatan, dan kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya
ajaran Islam sangat melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti
buang kotoran dan sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai atau
sumur yang airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan
kesucian (al-thaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan
hidup bersih, maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari
perut sendiri, penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.
Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian
dan menjalankan pekerjaan, dengan selalu
mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat melarang perilaku nekad dan
ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman atau ngebut di jalan raya yang
dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Mengingat kompleksnya faktor pemicu penyakit dan kesakitan,
maka profesi perawat tidak bisa dihindari. Keperawatan sangat dibutuhkan, baik
yang dilakukan secara sederhana, tradisional sampai pada yang semi modern dan
supermodern.
Keperawatan secara umum dapat dibagi dua, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan medis. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pelayanan
kesehatan diartikan sebagai pelayanan yang diterima seseorang dalam hubungannya
dengan pencegahan, diagnosis dan pengobatan suatu gangguan kesehatan tertentu
(KBBI, l990: 504).
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout
(l973: l24), banyak sekali petunjuk Nabi
Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi keperawatan. Perintah
untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah mengasingkan diri
terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk tubuh, dll,
menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut hadirnya
para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi
di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi
beserta individu perawat yang mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau
perawat, sepanjang ia mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit,
maka ia merupakan orang mulia. Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits,
selalu ada bab khusus yang membahas tentang penyakit dan pengobatan (kitab
al-maridh wa al-thib). Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan
bahwa pengobatan dan keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya
melalui mukjizat Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati
penyakit dan selalu menyebut nama Allah sebagai penyembuh penyakitnya. Sama
halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu kedokteran dan keperawatan adalah
sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang mengajarkan kepada manausia apa
yang tidak diketahuinya.
2.2
perawat sebagai Profesi
Profesi adalah suatu pekerjaan yang
ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan
atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain,
dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan
professional.
Menurut
Lindberg, Hunter dan Kruszewski (1993), Leddy dan Pepper (1993) serta Berger
dan Williams (1992), keperawatan sebagai suatu profesi memiliki karakteristik
sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang melandasi
keterampilan untuk menyelesaikan masalah dalam tatanan praktik keperawatan.
Pada awalnya praktik keperawatan
dilandasi oleh keterampilan yang bersifat intuitif. Sebagai suatu disiplin,
sekarang keperawatan disebut sebagai suatu ilmu dimana keperawatan banyak
sekali menerapkan ilmu-ilmu dasar seperti ilmu perilaku, social, fisika,
biomedik dan lain-lain. Selain itu keperawatan juga mempelajari pengetahuan
inti yang menunjang praktik keperawatan yaitu fungsi tubuh manusia yang
berkaitan dengan sehat dan sakit serta pokok bahasan pemberian asuhan
keperawatan secara langsung kepada klien.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang
unik kepada masyarakat.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada sesorang dalam melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan serta membantu kemandirian klien.
c. Pendidikan yang mmenuhi standart dan
diselenggarakan di perguruan tinggi atau universitas.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
Beralihnya pendidikan keperawatan kepada institusi pendidikan tinggi memberikan kesempatan kepada perawat untuk mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan intelektual, interpersonal dan tehnikal yang memungkinkan mereka menjalankan peran dengan lebih terpadu dalam pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan berkesinambungan. Disampingg itu perawat dituntut untuk mengembangkan Iptek keperawatan.
d. Pengendalian terhadap standart
praktik.
Standart adalah pernyatan atau
criteria tentang kualitas praktik. Standart praktik keperawatan menekankan
kpada tangung jawab dan tangung gugat perawat untuk memenuhi standart yang
telah ditetapkan yang bertujuan menlindungi masyarakat maupun perawat. Perawat
bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertanggung
gugat terhadap tindakan yang dilakukan.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
Tangung gugat accountable berarti perawat bertanggung jawab pelayanan yang diberikan kepada klien. Tanggung gugat mengandung aspek legal terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen. Konsep tangung gugat mempunyai dua implikasi yaitu bertanggung jawab terhadap konsekuensi dari tindakan yang dilakukan dan juga menerima tanggung jawab dengan tidak melakukan tindakan pada situasi tertentu.
f. Karir seumur hidup
Dibedakan dengan tugas/job yang
merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Perawat bekerja sebagai tenaga penuh
yang dibekali dengan pendidikan dan ketrampilan yang menjadi pilihannya sendiri
sepanjang hayat.
g. Fungsi mandiri
Perawat memiliki kewenangan penuh
melakukan asuhan keperawatan walaupun kegiatran kolaborasi dengan profesilain
kadang kala dilakukan dimana itu semua didasarkan kepada kebutuhan klien bukan
sebagai ekstensi intervensi profesi lain.
Cerminan
nilai professional perawat dalam praktik keperawatan dikelompokkan dalam nilai
intelektual dan nilai komitmen moral interpersonal, sebagai berikut :
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
1. Nilai intelektual
Nilai intelektual dalam prtaktik keperawatan terdiri dari
a. Body of Knowledge
b. Pendidikan spesialisasi (berkelanjutan)
c. Menggunakan pengetahuan dalam berpikir secara kritis dan kreatif.
2. Nilai komitmen moral
Pelayanan keperawatan diberikan dengan konsep altruistic, dan memperhatikan kode etik keperawatan. Menurut Beauchamp & Walters (1989) pelayanan professional terhadap masyarakat memerlukan integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
Aspek moral yang harus menjadi landasan perilaku perawat adalah :
a. Beneficience
Perawat selalu mengupayakan keputusan yang dibuat berdasarkan keinginan melakukan yang terbaik dan tidak merugikan klien. (Johnstone, 1994)
b. Fair
Tidak mendeskriminasikan klien berdasarkan agama, ras, social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya, tetapi memprlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan yang dimiliki.
c. Fidelity
Berperilaku caring (peduli, kasih sayang, perasaan ingin membantu), selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan yang memadahi, komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
2.3 Ruang Lingkup asuhan keperawatan
menurut tuntunan ajaran islam
Ruang
lingkup asuhan keperawatan diantaranya:
1. Individu
dengan individu
Ruang
lingkup pertama dalam asuhan keperawatan
kesehatan ini adalah antar individu. Dalam hal ini tentunya perawat langsung
berinteraksi dengan pasien. Dengan mengetahui apa saja gejala dan keluhan
pasien secara pribadi. Sektor ini lebih spesifik karena langsung kepada pasien.
2. Individu
dengan keluarga
Ruang
lingkup dalam asuhan keperawatan antara individu dan keluarga ini adalah
penelusuran penyakit yang diderita pasien, dihubungkan dengan hereditasnya atau
keturunannya apakah ada riwayat dari keluarga yang mengidap penyakit serupa
atau tidak.
3. Individu
dengan masyarakat
Ruang
lingkup dalam asuhan keperawatan yang ketiga ini merupakan analisis dan
penelusuran langsung kepada lingkungan masyarakat tempat tinggal pasien.
Menilai statisktika dari penyakit tersebut terhadap masyarakat, apakah banyak
yang mengidap penyakit tersebut dan apakah penyakit itu bisa ditularkan dari
satu individu ke individu lain.
2.4 Pendekatan Holistic dalam asuhan
keperawatan
Kamus
Besar Bahasa Indonesia membagi pengertian holistik menjadi dua macam. Pertama,
sebagai sebuah paham, holistik adalah cara pendekatan terhadap suatu masalah
atau gejala, dengan memandang masalah atau gejala itu sebagai suatu kesatuan
yang utuh. Kedua, sebagai sebuah sifat, maka holistik berhubungan dengan sistem
keseluruhan sebagai suatu kesatuan lebih daripada sekadar kumpulan bagian.
Holistik
merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Dimensi tersebut
merupakan suatu kesatuan yang utuh, apabila satu dimensi terganggu akan
mempengaruhi dimensi lainnya. Holistik terkait dengan kesejahteraan (wellnes).untuk mencapai
kesejahteraan tersebut, individu harus memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
stimulus. Teori Sister Callista Roy dapat digunakan.
Teori
ini menggunakan pendekatan yang dinamis, di mana peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan
adaptasi dalam menghadapi perubahan kabutuhan dasarnya. Tindakan direncanakan
dengan tujuan mengubah stimulus dan difokuskan pada kemampuan individu dalam
beradaptasi terhadap stimulus. Sedangkan evaluasi yang dilakukan dengan melihat
kemampuan klien dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang
pernah dialami. Kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik bio, psiko
maupun sosial (holistik). Sebagai pemberi asuhan keperawatan, konsep holistik
dan adaptasi ini merupakan konsep yang harus di pahami oleh perawat agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kepada klien
Teori ini
menggunkan pendekatan yang dinamis, dimana peran perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan dengan memfasilitasi kemampuan klien untuk melakukan
adaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.
Konsep holistic care ada tiga,yaitu:
1.
Holisme
Yaitu cara
pendekatan terhadap suatu masalah atau gejala dengan memandang masalah atau
gejala itu sebagai suatu kesatuan yang utuh.
2.
Humanisme
Yaitu
kemanusiaan
3.
Caring
Menurut Watson
(1979) Theory of Human Caring: jenis hubungan dan transaksi yang diperlukan
antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien sembuh.
Menurut
Marriner dan Tomey (1994): yaitu tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan memperhatikan emosi sambil meningkatkan rasa aman dan keselamatan
klien, agar si klien merasa sangat berkesan nyaman dengan tindakan perawat sehingga
memberikan dampak yang positif terhadap klien.
2.5 Peranan Perawat dalam membimbing klien
yang sakit
Perawat adalah
salah satu tenaga kesehatan yang bekerja paling lama berada dengan pasien. Pasien
adalah seseorang yang membutuhkan perawatan
Ibadah ada dua
yakni ibadah maqdah dan ibadah gairah maqdah.Ibadah maqdah yaitu ibadah yang
diharuskan (wajib)contohnya sholat,puasa,zakat,haji.Sedangkan ibadah goiroh
maqdah yaitu ibadah yang tidak harus dilakukan tetapi dianjurkan contohnya
dzikir,berbuat baik pada orang lain dll.
Pasien baik
yang berada di rumah sakit maupun di luar rumah sakit memiliki agama yang
berbeda.Seseorang wajib beribadah menurut kepercayaan masing-masing.Ibadah akan
mudah dilakukan bagi mereka yan berstatus sehat.(WHO,1947) Sehat dalah keadaan
utuh secara fisik,jasmani,mental,dan social dan bukan hanya suatu keadaan yang
bebas dari penyakit cacat,dan kelemahan.
Sakit terkadang membawa dampak hebat pada
penderita, terutama penyakit-penyakit yang tergolong berat. Bukan saja rasa
sakit, tetapi stres kerap pula menyertainya. Terutama pasien dengan
penyakit-penyakit tertentu.Bagi mereka yang sakit melakukan ibadah sangat
sulit.oleh karena itu membutuhkan orang lain untuk melakukannya.Dalam hal ini
yang membantu pasien adalah seorang perawat karena sebagaimana ketahui bahwa
perawat sebagai pengganti pasien, perawat sebagai penolong pasien, dan perawat
sebagai partner pasien. Pendek kata, perawat berperan sebagai motivator dan
edukator bagi pasien yang ditanganinya.
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu
Adapun peran perawat dalam membantu pasien dalam beribadah yaitu
Membimbing sholat
Ketika pertama
kali bertemu hendaknya memperkenalkan diri meliputi nama,asal,kontrak
waktu,siapa saja yang terlibat dll.Kemudian perawat mendoakan pasien agar
diberikan kesembuhan.
“Dialah yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya.
Dan dia Mahaperkasa lagi Maha pengampun.” (QS. Al-Mulk:2)
“Hanya Engkaulah yang kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.”(QS.Al-Fatihah:5)
.danbisajugadoa-doalainya.
dan bisa juga doa-doa lainya.
Perawat
mengkaji agama pasien tersebut dengan mengunakan komunikasi
terapetik.komunikasi terapetik yaitu komunikasi dimana perawat yang menggunaka
pendekatan terencana mempelajari klien.Apakah islam atau non islam.apabila dia
islam maka:
Perawat hendaknya mengingatkan
apabila waktu sholat telah datang.
“Bukanlah
menghadap wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, tetapi
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi, dan yang mendermakan harta-harta yang dicintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang dalam perjalanan, para peminta-minta, dan (memerdekakan) hamba sahaya, menegakkan shalat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila mereka berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam saat peperangan. Mereka itulah orang-orang yang bertaqwa.” (QS.Al-Baqarah : 177)
“Peliharalah semua shalat(mu),
dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu)
dengan khusyu’” (Al-Baqarah : 238)
·
Menjelaskan
fasilitas yang ada di kamar perawatan (nurse call, telepon, fasilitas kamar
mandi, arah kiblat).
·
Menanyakan kepada
pasien apakah akan melakukan sholat.
·
Mengkaji apakah
pasien mampu atau tidak melakukan sholat sendiri.apabila pasien tidak
dapat melakukan sholat sendiri maka perawat sangat berperan dalam hal
ini.perawat harus mampu membantu pasien,mulai dari wudlu/tayamumnya(apabila
tidak bisa menggunakan air) Perawat mempersiapkan peralatan untuk tayamum
dan pendampingan saat sholat.
Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk melakukan sholat.
dan pendampingan saat sholat.
Apabila dia mampu melakukan sholat sendiri maka perawat hanya mengarahkan Pasien tersebut untuk melakukan sholat.
Tata Cara Shalat bagi
Orang sakit
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan keadaan berdiri, maka shalat dapat dilakukan dengan posisi duduk
• Jika tidak mampu melaksanakan shalat dengan keadaan berdiri, maka shalat dapat dilakukan dengan posisi duduk
• Jika tidak mampu melaksanakan
dengan cara duduk, maka shalat bisa dilakukan dengan cara berbaring menghadap
kiblat dengan miring di sisi kanan (lebih baik daripada sisi kiri)
• Jika tidak mampu melaksanakan
dengan cara miring, maka shalat bisa dilaksanakan dengan cara terlentang, kedua
kakinya diarahkan ke kiblat dan lebih baik kepalanya diangkat sedikit untuk
menghadap ke kiblat
• Jika tidak mampu melaksanakan
shalat dengan ruku’ dan sujud, maka bisa dengan memakai isyarat dengan kepala
• Jika tidak mampu mengisyaratkan
dengan kepala dan mata pada waktu ruku’ dan sujud, maka bisa dilaksanakan
dengan isyarat mata.
• Jika tidak mampu mengisyaratkan
dengan kepala dan mata, maka shalat dapat dilaksanakan dengan hati.
Membingbing pasien dalam berpuasa
jika memungkinkan
Dalam hal ini adalah puasa
wajib.perawat hendaknya membangunkan waktu sahur dan membimbing niat serta
mengingatkan waktu imsak ,dan mengngatkan pula ketika buka puasa.
Berdasarkan pendapat sejumlah
ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang
melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres,
meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa
selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat
menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Membimbing dalam berzakat baik
itu zakat fitrah maupun zakat mal
Ketika pasien dirawat kebetulan
menjelang idul fitri maka perawat mengingatkan pasien atau pihak keluarga untuk
mengeluarkan zakat fitrah.perawat mengingatkan untuk mengeluarkan zakat mal
apabila telah diketahui harta yang dimiliki sudah memenuhi untuk zakat.
Ibadah gairah maqdah
Baca kitab suci Al- Quran
bersama-sama dan jelaskan maknanya dalam kehidupan kita
Terutama ayat-ayat yang
berhubungan dengan orang yang sakit, rahmat allah, karunia, dan kasih
sayangnya, dll supaya sang klien lebih termotivasi untuk sembuh.
Dalam quran disebutkan bahwa
Al-quran adalah pelajaran dan obat bagi penyakit batin serta petunjuk dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman. Penelitian di Florida, AS ada sebuah
lembaga meneliti tentang menyembuhkan penyakit jiwa melalui pengaruh bacaan
Al-quran. Sampel terdiri dari orang-orang yang mengerti bahasa Al-quran dan
yang tidak mengerti, semuanya non islam dan mengalami gangguan jiwa. Ternyata
bagi yang mengerti bacaan ayat Al-quran dapat memperoleh kesembuhan secara
bertahap dan yang tidak mengerti bahasa Al-quran juga mengalami kesembuhan
secar kurang intensif dibanding yang mengerti bahasa al-quran. Dengan
membacanya atau mendengarkannya saja sudah bisa dibuktikan betapa besar daya
pengaruh Al-quran bagi manusia yang mengalami gangguan jiwa, apalagi bagi yang
sehat dan dapat berpikir dengan jernih. sudah barang pasti kaalu dikaji dan
dilaksanakan semua ajarannya, dijamin,niscaya akan mendatangkan kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.
Menuntun dzikir kepada Allah
Dengan berdzikir, hati seorang
akan terasa tentram. Ini adalah mutlak, tercantum dalam Al-quran surat al-ra’du
: 28 dan sabda Rasulullah SAW bawa dzikir kepada Allah adalah pengobat hati,
dengan syarat ia harus beriman dan ikhlas. hal ini sesuai dengan penelitian
Dr.Moh.Sholeh M.pd. karena pada hakikatnya sahalat adalah dzikir, maka dzikir
yang ikhlas akan mendatangkan rasa senang, optimis, dan persepsi positif.
Ceritakan kisah-kisah dari
tokoh-tokoh Islam
Salahsatu cerita tokoh Islam yang
memiliki penyakit yang parah adalah Nabi Ayub as. Al-Qur’an al-Karim tidak
menyebutkan bentuk dari penyakitnya, namun banyak cerita-cerita dongeng yang
mengemukakan tentang penyakitnya. Dikatakan bahwa beliau terkena penyakit kulit
yang dahsyat sehingga manusia-manusia enggan untuk mendekatiny,namun beliau
digambarkan sebagai sosok manusia yang paling sabar, bahkan bisa dikatakan
bahwa beliau berada di puncak kesabaran. Allah SWT telah memujinya dalam
kitab-Nya yang berbunyi:
“Sesungguhnya Kami dapati dia
(Ayub) seorang yang sabar. Dialah sebaih-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat
(kepada Tuhannya).” (QS. Shad: 44)
Perawat bisa menjelaskan bahwa
banyak manfaat yang bisa diambil dari kondisi sakit kita, diantaranya bisa
lebih mengingat dan bergantung pada Allah, bisa dihapus dosa kita terutama jika
kita sabar terhadap penyakit, dsb
Diskusikan berbagai persoalan
dengan perspektif ruhaniah
Spiritual bertindak sebagai suatu
tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan
mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang
luas. Kesehatan dipandang oleh beberapa orang sebagai suatu kemampuan untuk
menjalani kehidupan secara utuh. sedangkan sakit bisa mengganggu kondisi
tersebut. Namun banyak hal yang bisa kita temukan manfaatnya dari perubahan sehat-sakit
tersebut, itu hanya bisa disadari jika kita membicarakannya dengan perspektif
ruhaniah. Salah satunya, pelaksanaan perintah agama merupakan suatu cara
seseorang berlatih secara spiritual
Perawat membagi atau meminjamkan
buku-buku berhubungan dengan spiritual baik pada klien maupun pada keluarga
klie
Sabar dan rela terhadap ketentuan
Allah SWT.
” Barang siapa sakit pada malam
hari, ia sabar dan rela terhadap ketentuan Allah SWT dalam menderita sakit maka
lepaslah ia dari dosa-dosanya seperti pada waktu ia lahir dari kandungan
ibunya” HR. Hakim
Abu Hurairoh RA berkata bahwa
Rasululloh SAW bersabda:
” Barang siapa
dikehendaki kebaikan oleh Allah SWT, maka ia akan diberi ujian” HR. Bukhari”
Yaitu diuji dengan berbagai
cobaan, baik itu sakit maupun selain itu kemudian Allah SWT memberi pahala
dengan jalan itu ia bersabar dan rela (ikhlas)
Tidak boleh berputus asa
Dalam ajaran Islam seorang muslim
dilarang berputus asa atas segala cobaan yang Allah berikan, sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: Sesungguhnya
tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (QS. Yusuf: 87)
”Dan orang-orang kafir kepada
ayat-ayat Allah SWT dan pertemuan dengan dia, mereka putus asa dari rahmatku,
dan mereka mendapat azab pasti (QS. Al. Hajr:23)
Berbaik sangka
Disaat-saat menghadapi sakarataul
maut maka hendaklah ia memperbaiki sangkaanya kepada Allah SWT.
Dari Abu Hurairoh bahwa Nabi
bersabda:
”Firman Allah yang Maha Mulia
lagi maha besar: Aku berada disisi sangkaan hambaku saja, yaitu menuruti
sangkaan hambaku ketika ia menyangka terhadap aku” (HR. Bukhari Muslim)
Perbanyak dzikir dan berdo’a
Artinya: ”Dan apabila
hamba-hambaku bertanya: Padamu tentang Aku, maka jawablah bahwasannya Aku
adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon
kepadaku….” (QS. Al Baqarah: 186)
berbuat baik kepada semua orang
terutama pada perawat dan pengunjung dan selalu menjaga senyum.
Sebelum pasien pulang, perawat
membimbing pasien dan keluarga untuk berdoa (mensyukuri nikmat sembuh)
“Wahai Tuhanku, bahwasanya aku memohon
kelapangan dalam waktu yang dekat, kesabaran yang sempurna, rizki yang luas,
terhindar dari segala bala. Ya Allah aku memohon kepada Engkau untuk pandai
mensyukuri nikmat sehat yang Engkau limpahkan. Ya Allah aku memohon kepada Engkau
kecukupan dari manusia (tidak memerlukan kepada orang lain). Tak ada daya dan
tak ada tenaga, kekuatan melainkan dengan Allah yang Mahatinggi lagi maha
besar.
Orang yang cerdas secara
spiritual, ia harus dapat merasakan kehadiran dan peranan Allah dalam hidupnya.
“Spiritual intelligence is the faculty of our non-material dimension- the human
soul,” kata Khalil Khawari. Ia harus sudah menemukan makna hidupnya dan
mengalami hidup yang bermakna. Ia tampak pada orang-orang di sekitarnya sebagai
“orang yang berjalan dengan membawa cahaya.” (Al-Quran 6:122) Ia tahu ke mana
ia harus mengarahkan. Itulah perawat yang harus bisa menjadi cahaya yang mampu
menunjukkan klien nya jalan yang bisa menyelamatkannya tidak hanya urusan sakit
di dunia saja tapi juga untuk akhirat kelak.
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari apa yang dijabarkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketika seorang menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus memliki unsur bertauhid, amanah, berakhlaq, memiliki ilmu, ikeahlian dan tanggung jawab. Sebagai sebagai calon perawat sudah seharusnya menganut hal tersebut karena sebagai landasan seorang perawat yang profesional.
B.Saran
Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, tapi apabila manusia sudah menjadi pemimpin mereka lupa dengan masyarakat yang dia pimpin. Sebagai calon pemimpin dalam bidang keperawatan atau kesehtan jangan membeda-bedakan masyarakat antara sikaya dan si miskin apabila dalam merawat pasien.
A.Kesimpulan
Dari apa yang dijabarkan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa ketika seorang menganggap dirinya sebagai seorang professional maka ia harus memliki unsur bertauhid, amanah, berakhlaq, memiliki ilmu, ikeahlian dan tanggung jawab. Sebagai sebagai calon perawat sudah seharusnya menganut hal tersebut karena sebagai landasan seorang perawat yang profesional.
B.Saran
Allah menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi ini, tapi apabila manusia sudah menjadi pemimpin mereka lupa dengan masyarakat yang dia pimpin. Sebagai calon pemimpin dalam bidang keperawatan atau kesehtan jangan membeda-bedakan masyarakat antara sikaya dan si miskin apabila dalam merawat pasien.
Hendaknya kita sebagai
mahasiswa keperawatan yang merupakan calon profesi perawatn dapat memahami
dengan baik konsep profesi dan karakteristikny dari konsep keperawatan.
SUMBER
:http://perawattegal.wordpress.com/2009/08/31/keperawatan-sebagai-profesi/
http/:id.wikipedia.org/wiki/profesi.html.
Hidayat, Aziz
Alimul. 2002. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
0 komentar:
Posting Komentar